Cerita Soal Pisau Warisan Orangtua Saat Puting Beliung Menerjang Perkampungan di Bogor
"Saya ambil pisau warisan dari orangtua, engga tau kenapa itu angin yang bergulung hitam itu seperti terbelah saat saya tancepin pisau,"
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pisau warisan orangtua ditancap depan rumah, angin puting beliung di Kampung BKS, RT 2 RW 4, Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor langsung seperti ini.
Pisau itu merupakan warisan yang diberikan pada Armat.
Lelaki berusia 54 tahun tersebut menjadi korban angin puting beliung, Rabu (19/4/2017).
Armat yang bekerja sebagai petani itu mengisahkan kejadian saat angin puting beliung itu datang.
"Saya lagi istirahat di rumah sama istri, kebetulan baru pulang dari kebun," katanya.
Niat meregangkan tubuh, lelaki berkumis tebal itu melihat cuaca tiba-tiba saja berubah.
Malah, awan hitam berkumpul hanya dalam hitungan detik.
Perubahaan itu dibarengi dengan petir menggelegar.
Bahkan pohon durian di samping rumahnya sampai tersambar.
"Paling bedanya lima menit setelah petir menyambar pohon langsung angin kencang datang," katanya.
Melihat kondisi seperti itu, Armat menyuruh sang istri untuk keluar rumah.
Dia khawatir atap yang sudah rapuh itu menimpa istrinya.
Kakek tiga cucu itu sempat kesulitan saat hendak menyelamatkan diri.
Kencangnya hembusan angin membuat tubuhnya beberapa kali terpental.
Dalam kondisi tersebut, Armat mengingat pesan orangtuanya tentang pisau yang diberikan padanya.
Pisau itu berada di dalam rumah, disimpan rapih dalam suatu tempat yang enggan disebutkan Armat.
Berhasil meraih pisau berukuran kecil itu, Armat lantas menancapkannya di tanah, tepat di depan rumah.
"Saya ambil pisau warisan dari orangtua, engga tau kenapa itu angin yang bergulung hitam itu seperti terbelah saat saya tancepin pisau," kata dia.
Armat melakukan itu hanya sebentar, dia mencabut kembali pisau tersebut.
"saya cabut lagi langsung dimasukin kesarungnya, soalnya kalau kata orangtua saya kalau orang kena pisau itu dokter juga engga bisa ngobatin," ungkapnya.
Beruntung, angin kecang itu tidak membuat rumahnya hancur.
"Didepan engga, tapi dibelakang rumah tanaman rusak semua," jelasnya.
Ia pun bersyukur karena warga dan keluarganya dalam kondisi selamat.
"Alhamdulillah semua selamat, kalau soal pisau itu sih saya mah minta berkahnya saja dari orangtua," katanya.