Perempuan Ini Tertantang Berselancar Mengenakai Kebaya di Pantai Kuta
Baru kali ini peselancar perempuan memakai batik. Keseruan itu tersaja ketika mereka mengikuti Kartini Festival di Pantai Kuta.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Fauzan Al Jundi
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA – Pemandangan tidak biasa terlihat di antara gulungan ombak di Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis (20/4/2017).
Di atas papan selancar, sejumlah peselancar perempuan mengenakan kebaya beraksi, berlenggak-lenggok mengikuti irama ombak.
Para peselancar ini mengikuti Kartini Festival yang diadakan oleh Magic Wave Bali dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh tiap 21 April.
Berbeda dengan seragam berselancar yang lazim, para peserta Kartini Festival itu memang diwajibkan beraksi memakai baju kebaya.
Kendati tidak lazim seorang peserta Kartini Festival, Ainun Niqmah, merasa senang sekali bisa ikut dalam acara tahunan yang sangat unik itu.
“Memang tidak lazim berselancar dengan mengenakan kebaya. Namun, ini cukup menantang dan patut dicoba peselancar perempuan,” kata Ainun mengumbar senyum saat ditemui di lokasi.
Acara tahunan Kartini Festival sudah ketujuh kalinya diselenggarakan Magic Wave Bali. Biasanya, peselancar memakai pakaian aman dan nyaman yang memungkinkannya bergerak luwes mengikut alur ombak.
“Dengan kebaya ini pergerakan surfing memang jadi terbatas," imbuh Ainun.
Bersama teman-temannya, Ainun sangat menikmati acara tersebut. "Karena aku suka surfing ya aku menikmatinya. Seru banget bersama teman-teman cewek yang lain," ia menambahkan.
Peselancar senior Bagus Made Irawan mengatakan Kartini Festival yang digagasnya tak semata hiburan dalam rangka memperingati Hari Kartini, tapi juga memancing para perempuan bermain dan menggeluti olahraga berselancar.
"Kami ingin menunjukkan surfing bukan olahraga dominan laki-laki. Perempuan pun sangat bisa melakukannya. Tidak ada yang perlu ditakutkan,” kata Bagus Made Irawan.
Ainun mengatakan,surfing tidak hanya olahraga tetapi juga menyenangkan. Jika ditekuni bisa menjadikan seseorang sebagai atlet selancar yang diperhitungkan.
Aksi dengan berkebaya juga ditunjukkan oleh Luwung yang berlari mengitari Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Kamis (20/4/2017). Ketingatnya bercucuran setelah berlari satu putaran.
Bersama para perempuan pelari lainnya yang juga mengenakan kebaya dan kamen batik yang dimodifikasi menjadi celana, aksi Luwung menjadi perhatian warga di Lapangan Renon.
“Panas, cukup susah bernapas karena kebaya agak menekan di perut. Biasanya saya pakai baju dry fit saat berlari,” ujar Luwung sambil menyeka keringat di wajahnya.
Luwung adalah anggota komunitas penghobi lari Indorunners. Setiap tahun komuitas Indorunners mengadakan Kartini Run untuk memperingati Hari Kartini.
“Tapi, baru kali ini acara larinya dengan memakai baju kebaya. Ternyata lumayan panas,” ujar Luwung sembari tertawa kecil.
Ketua Indorunners Bali, Guteri, mengatakan dipilihnya kebaya karena kebaya identik dengan perempuan. "Tahun lalu kami memakai batik,” ucap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.