Alami Peningkatan Pasien Ginjal, Siloam Jambi Tambah Mesin Hemodialisis
Umumnya pasien datang dari Kabupaten sekitarnya dan masalahan utama adalah cuci darah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Makin banyaknya pasien penyakit ginjal kronis, mendorong salah satu unit Siloam Hospitals Grup yang beroperasi di Propinsi Jambi menambah enam unit mesin Hemodialisis.
"Selain penambahan unit mesin, Siloam Hospitals Jambi pun turut mengadakan pelatihan perawat guna membantu penanganan pasien terkait penyakit ginjal kronis," kata dr Andri Budiman, Sp.PD., ahli penyakit dalam dari RS Siloam Jambi dalam rilisnya, Senin (24/4/2017).
Hal ini kata dia dimungkinkan karena pasien ginjal yang datang umumnya menggunakan layanan BPJS.
"Dampaknya lima unit alat Hemodialisis dirasa tidak mencukupi karenanya penambahan 5 hingga 6 alat ini untuk melengkapi pelayanan," kata Andri.
Saat ini rumah sakit memiliki empat perawat bersertifikasi guna membantu menangani pasien ginjal, pelatihan kami sertakan agar layanan ini semakin menyeluruh.
Sebagai satu satunya rumah sakit swasta berkelas internasional di Jambi, Andri mengakui pihaknya kerap menerima pasien gagal ginjal yang datang dari luar kota.
"Umumnya para pasien datang dari Kabupaten dan sekitarnya. Permasalahan utama adalah cuci darah, " sebut Andri yang empat tahun terakhir bertugas di rumah sakit tersebut.
Menurutnya, hal yang utama bagi pasien penanganan melalui Hemodialisis adalah mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan ketersedian donor ginjal.
"Hemodialisis itu hanya jeda waktu dalam rentang pengobatan. Karenanya hal yang paling utama bagi pasien adalah mendapatkan donor ginjal. Dan itu harus dipahami dan juga harus dipersiapkan dengan matang," katanya.
Gagal ginjal kronis adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan.
Menurut Andri Budiman, gejala-gejala dari fungsi ginjal memburuk yang tidak spesifik, dan mungkin termasuk perasaan kurang sehat dan mengalami nafsu makan berkurang.
"Seringkali, penyakit ginjal kronis didiagnosis sebagai hasil dari skrining dari orang yang dikenal berada di risiko masalah ginjal, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes," kata Andri.
Pedoman profesional terbaru mengklasifikasikan tingkat keparahan penyakit ginjal kronis dalam lima tahap, dengan tahap 1 yang paling ringan dan biasanya menyebabkan sedikit gejala dan tahap 5 menjadi penyakit yang parah dengan harapan hidup yang buruk jika tidak diobati .
"Akhir penyakit ginjal kronis itu dihadapkan pada layanan cuci darah, sedangkan guna pencegahan dari stadium satu melalui merubah pola makan dan gaya hidup sehat, " pungkas Andri Budiman.