Rayakan Kelulusan, Pelajar di Yogya Bagi-bagi Susu dan Nasi Bungkus
Kami dari pelajar DIY angkatan 2017 yang tahun ini akan segera meninggalkan bangku SMA/sederajat mengucapkan terima kasih
Editor: Sugiyarto
![Rayakan Kelulusan, Pelajar di Yogya Bagi-bagi Susu dan Nasi Bungkus](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rayakan-kelulusan_20170502_221619.jpg)
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kami dari pelajar DIY angkatan 2017 yang tahun ini akan segera meninggalkan bangku SMA/sederajat mengucapkan terima kasih atas berbagai macam dukungan yang telah diberikan untuk kami menimba ilmu di kota pelajar ini.
Penggalan kalimat di atas tertera dalam secarik kertas yang kini dipegang para pengguna jalan di area Titik Nol Yogyakarta.
Satu per satu kertas tersebut diberikan belasan anak dengan seragam putih abu-abu untuk para pengendara motor yang sedang berhenti di lampu merah, maupun lalu lalang pejalan kaki yang melewati kawasan tersebut.
Tak cukup dengan kertas yang berisi ungkapan terimakasih, rasa syukur, permohonan maaf, dan doa, di tangan mereka pula belasan susu yang dikemas dalam kantong plastik dibagikan secara gratis untuk masyarakat Yogyakarta.
Mereka adalah siswa siswi dari 38 SMA se-DIY yang bergabung menjadi satu untuk merayakan pesta kelulusan mereka.
Bukan dengan konvoi, mereka justru ajeg memilih melangsungkan kegiatan yang dinamakan Sungkeman 2017.
Bayu Prayuda, satu di antara siswa yang berasal dari SMAN 2 Yogyakarta mengatakan bahwa melalui Sungkeman 2017 mereka selaku pelajar bisa bernagsur-angsur mengembalikan citra pelajar di DIY, yang akhir-akhir ini tercoreng dengan rentetan aksi kekerasan yang melibatkan pelajar.
"Padahal yang melakukan klitih hanya minoritas saja. Tapi yang kena jeleknya semua pelajar. Dengan ini, semoga masyarakat yang menganggap pelajar citranya buruk, bisa berubah opininya," terangnya di sela-sela kegiatan Sungkeman 2017, Selasa (2/5/2017).
Bayu menambahkan bahwa acara yang tidak hanya melibatkan siswa kelas XII dari sebuah SMA, melainkan gabungan dari puluhan sekolah tersebut adalah wujud kekompakan dan bersatunya pelajar di DIY.
Bila selama ini dianggap pelajar antarsekolah memiliki masalah bahkan berseteru, acara Sungkeman 2017 ini pun seolah mengatakan kepada semua pihak bahwa mereka adalah pelajar yang menjunjung tinggi perdamaian.
Sementara itu, seorang wanita berusia lanjut, Nur Hajami, yang mendapatkan susu dari aksi bagi-bagi tersebut mengapresiasi positif kegiatan yang dilangsungkan muda-mudi di DIY tersebut.
"Bagus ya ini. Saya dulu mantan guru. Ini kegiatan positif, anak-anak tertib. Pesan saya jangan konvoi," ujarnya.
Ketua Panitia Sungkem 2017, Mohammad Iqbal Aryana menerangkan bahwa istilah sungkeman yang berasal dari Bahasa Sansekerta dipilih untuk mewakili aktivitas mereka yakni melakukan bakti terakhir selepas lulus dari bangku SMA.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.