Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditangan Indri, Bonggol Jagung Jadi Karya Seni yang Mendunia

di tangan Stefanus Indri Sujatmiko, bonggol jagung menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ditangan Indri, Bonggol Jagung Jadi Karya Seni yang Mendunia
Tribun Jogja/Rento Ari Nugroho
Stefanus Indri Sujatmiko mempraktekkan proses pembuatan lukisan dari bonggol jagung di rumahnya di Sendang Agung, Minggir, Sleman 

Kreasi Indri terus berkembang dari awalnya tutup lampu menjadi berbagai produk.

Di ruang tamu rumahnya, pengunjung bisa melihat ada miniatur menara Eiffel, Monas, bingkai foto, bangku, bahkan lukisan! Ya, Indri memang telah berhasil membuat lukisan unik berbahan dasar bonggol pisang.

"Mulai dari potret Presiden Joko Widodo, Barack Obama, hingga Bung Karno. Rencananya ke depan saya juga akan membuat potret Mahatma Gandhi," katanya.

Untuk membuat lukisan dari bonggol jagung prosesnya menutut ketelitian dan ketelatenan yang kuat.

Bonggol yang dipakai pun bukan sembarang bonggol jagung. Untuk mencari bentuk, ukuran, warna dan kelenturan yang pas ia mencari hingga ke berbagai daerah.

"Mulai dari sekitar Seyegan, Minomartani, bahkan sampai ke Gunungkidul, Kulonprogo dan Klaten.

Soalnya, bonggol jagung dari tiap daerah beda-beda warna, bentuk dan kelenturannya.

Berita Rekomendasi

Saya harus menyesuaikannya untuk membentuk lukisan saya," ungkapnya.

Proses pembuatan lukisan yang memakan waktu 2-4 minggu ini menurut Indri dimulai dari mencari pola yang sesuai. Setelah itu ia membuat line art melalui program pengolah gambar di komputer.

Kemudian, ia mencari bahan bonggol yang pas.

"Ukuran bonggol harus presisi, untuk itu perlu diamplas dengan amplas yang paling kasar. Sebab, bonggol jagung itu lumayan keras. Ukurannya harus pas agar cocok ketika dipasang. Untuk warna hitam saya mewarnainya juga cukup sulit karena pewarna tidak mudah meresap ke bonggol yang keras itu," paparnya.

Setelah bahan tersedia, Indri pun menggunakan alas sebagai kanvas dasar. Bonggol yang telah dipotong dan diwarnai kemudian disusun, ditempel di kanvas menggunakan lem tembak. Setelah semua bonggol terpasang, ia menggelontorkan lem kayu dan air di sela bonggol agar melekat kuat satu sama lainnya.

"Kanvas dasarnya itu nanti dilepas. Jadi cuma bonggol jagungnya saja. Untuk bingkainya pun saya juga memakai bonggol jagung," lanjutnya.

Menurut Indri, lukisan dari bonggol jagung tersebut cukup diminati pembeli dari mancanegara.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas