Wow, Pemprov Jabar akan Bangun Gedung Kebudayaan dan Kesenian Berbentuk Tumpeng
Warga Jawa Barat akan memiliki gedung kebudayaan dan kesenian berbentuk tumpeng
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Warga Jawa Barat akan memiliki gedung kebudayaan dan kesenian berbentuk tumpeng, yang akan dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Jalan Pahlawan Nomor 70, Kota Bandung. Gedung kesenian dan kebudayaan ini sekaligus akan menjadi lansekap baru di Jawa Barat.
Kompleks bangunan ini akan memiliki sebuah bangunan berbentuk kerucut berukuran besar dan tiga bangunan lainnya yang berbentuk kerucut berukuran lebih kecil, laiknya bentuk tumpeng.
Ketiga kecucut kecil disatukan oleh bangunan persegi beratap miring, sehingga orang bisa berjalan di atas atap miring tetapi tidak curam tersebut.
Bangunan kerucut besar pun akan diliputi oleh bangunan persegi. Semua rangkai bangunnya mengadopsi gaya moderen kontemporer dan terkesan sangat terbuka dengan menggunakan kaca-kaca berukuran besar. Di bawah kerucut besar ini terdapat aula utama untuk pertunjukan.
Uniknya, tanaman padi, kerikil, dan rumput, akan disusun melintang di atap-atap bangunan yang dapat dijelajahi pengunjung tersebut. Eco building atau bangunan ramah lingkungan menjadi konsep bangunan yang didesain konsultan arsitektur Labworks dari Jakarta.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengatakan pembangunan ini akan segera dibuatkan Design Engineering Detail (DED) untuk selanjutnya dibangun tahun ini. Gedung ini akan dibuat dengan anggaran Rp 600 miliar.
"Desain ini dinilai sebagai yang terbaik di antara lima desain lain. Secara teknis dan konstruksi dibahas juga oleh pakarnya. Bentuknya belum pernah ada," kata Deddy saat ditemui seusai kegiatan puncak sayembara desain arsitektur gedung kesenian dan kebudayaan Jawa Barat di Gedung Sate, Senin (15/5).
Pembangunan gedung ini pun akan menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam penataan akustiknya. Selama ini, katanya, belum pernah ada gedung pertunjukan berbentuk kerucut.
Selanjutnya, kata Deddy, pihaknya merencanakan pembangunan hotel dan mall di belakang gedung tersebut. Pusat komersial ini akan mensubsidi biaya perawatan gedung kesenian dan kebudayaan di depannya, juga menjadi pendapatan asli daerah bagi Provinsi Jawa Barat.
"Insyaallah akan menjadi landmark baru di Jawa Barat, karena Jawa Barat belum punya gedung kesenian dan kebudayaan yang representatif," ujarnya.
Arsitek dari Labworks, Primaldi Perdana (30), mengatakan bangunan ini mengambil filosofi Jawa Barat sebagai daerah agraris, yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Karenanya, padi akan menghijaukan atap bangunan ini.
"Dalam perayaan atau syukuran, bangsa Sunda sering membuat tumpeng. Makanan berbahan baku beras. Bentuk perayaan dan kondisi agraris Jawa Barat tersebut kami transformasikan menjadi bangunan berbentuk kontemporer ini," kata Primal yang merupakan alumnus ITB angkatan 2005 tersebut.
Desain bangunan bernama Persembahan Bumi tersebut, kata Primal, diharapkan mampu dihidupkan dengan berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan Jawa barat.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengundang masyarakat datang ke Gedung Sate untuk memberi penilaian terhadap lima desain arsitektur calon Gedung Pusat Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat, Senin (15/5). Lima karya ini adalah hasil sayembara yang mengalahkan 115 karya peserta lainnya.
Deddy Mizwar mengatakan kegiatan ini berawal dari rencana Pemprov Jabar untuk mendirikan Gedung Pusat Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat di Jalan Pahlawan Nomor 70 Kota Bandung. Awalnya untuk desainnya, Pemprov Jabar akan meminta arsitek populer dunia, Zaha Hadid. Namun, Zaha pun meninggal beberapa waktu lalu.
Akhirnya, ujar Deddy, Pemprov Jabar bekerja sama dengan The Indonesian Institute of Architects (IAI) dan menggelar sayembara pada 20 Maret 2017. Setelah melewati seleksi, diputuskanlah lima karya terbaik yang akan diseleksi kembali.
Lima karya ini dinilai oleh masyarakat pada 15 Mei 2017, kemudian oleh dewan juri, dan juri kehormatan, yakni Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Desain yang memenangkan sayembara ini digunakan sebagai desain pembangunan Gedung Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat.
"Gedung untuk eksibisi dan performing yang representatif di Jawa Barat ini masih sangat kurang. Setelah terpilih desainnya, tinggal dibuatkan DED kemudian dibangun tahap pertamanya di atas lahan 1,5 hektare. Sisa 2,5 hektarenya dibangun selanjutnya untuk pusat bisnis," kata Deddy.
Gedung ini akan memakan pendanaan sebesar Rp 600 miliar. Rp 450 miliar di antaranya untuk konstruksi, sedanagkan Rp 150 miliar lainnya untuk sistem akustik. Diutamakan gedung ini berkonsep ramah lingkungan.
Deddy berharap gedung ini akan menjadi pusat kesenian dan kebudayaan baru di dunia. Selama ini, kegiatan kebudayaan atau kesenian tingkat internasional di Asean selalu terpusat di Singapura.
Dengan menjalin network dengan gedung-gedung kesenian lainnya di dunia, Gedung Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat, akan selalu ada kegiatan bertaraf internasional digelar di gedung tersebut. Gedung ini pun bertujuan menjadi wadah pelestarian kesenian dan kebudayaan asli Jawa Barat. (sam)