Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perusahaan Korea Jajaki Bangun Smelter di Lingga

Syarat itu, adalah investasi yang pro rakyat, berkontribusi terhadap pendapatan daerah dan mampu menjaga keseimbangan lingkungan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perusahaan Korea Jajaki Bangun Smelter di Lingga
Istimewa
Bupati Lingga, Alias Wello (kanan) saat menerima rombongan pengusaha asal Korea Selatan yang dipimpin CEO Sungpoong Construction Co. Ltd, Kim In Pil (baju putih) di Gedung Daerah, Dabo Singkep, Senin (15/5/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah pengusaha asal Korea Selatan di bawah bendera Sungpoong Construction Co. Ltd sedang menjajaki pembangunan Smelter atau fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri).

Untuk membuktikan keseriusannya, rombongan yang dipimpin Chief Executive Officer (CEO), Sungpoong Construction Co. Ltd, Kim In Pil, langsung melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah daerah yang memiliki potensi dan cadangan bauksit di Lingga.

Selain menjajaki rencana pembangunan Smelter, mereka juga tertarik membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber daya air terjun yang melimpah di Lingga.

Kebetulan, salah satu perusahaan yang ikut dalam rombongan itu, yakni Chemotech Co. Ltd memiliki keahlian di bidang rekayasa mesin pembangkit listrik dan mesin Smelter.

“Betul, mereka sudah datang ke Lingga dan langsung survey ke beberapa lokasi yang masih punya potensi dan cadangan bauksit. Pada prinsipnya, kita welcome terhadap investasi. Namun, proses dan tahapannya harus dilalui sesuai dengan aturan invetasi yang ditetapkan pemerintah,” ungkap Bupati Lingga, Alias Wello di Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Menurut Awe, sapaan akrab Bupati Lingga ini, dalam pertemuannya dengan para pengusaha asal Korea Selatan tersebut, ia menekankan tiga syarat utama jika ingin berinvestasi di Lingga. Ketiga syarat itu, adalah investasi yang pro rakyat, berkontribusi terhadap pendapatan daerah dan mampu menjaga keseimbangan lingkungan.

“Artinya apa, kita ingin investasi yang masuk ke Lingga itu memberi nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Saya ingin mereka bermitra dengan masyarakat, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Desa atau Koperasi,” katanya.

Awe menambahkan, syarat yang diajukannya ke para calon investor yang akan menanamkan modalnya di Lingga itu, merupakan bentuk proteksi dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin daerah. Ia tidak ingin sejarah kelam tambang masa lalu, terulang kembali di bumi “Bunda Tanah Melayu” itu.

“Saya tak mau lagi masyarakat pemilik lahan menjual tanahnya dan pada akhirnya jadi penonton di daerahnya sendiri. Tapi, bagaimana membangun kerjasama kemitraan dengan investor. Sehingga mereka ikut menjadi pemegang saham di dalam perusahaan itu,” bebernya.

Saat ditanya berapa nilai investasi yang ditawarkan pengusaha asal Korea itu, Awe mengatakan, masih dalam pembahasan dan menunggu hasil kajian potensi cadangan bauksit yang masih tersedia di Kabupaten Lingga dan sekitarnya.

“Yang namanya bangun Smelter, biaya investasinya pasti di atas Rp5 Triliun. Mereka masih akan datang sekali lagi untuk memastikan data - data potensi yang sudah dimilikinya tidak jauh beda dengan fakta di lapangan. Setelah itu, mereka mengundang Pemerintah Kabupaten Lingga ke Korea untuk melihat performa dan kinerja perusahaannya,” kata Awe.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas