Dua Putra Pejabat Aceh Barat Daya Tewas Dibunuh
Habibi dan Fakhrurrazi, putra dari Mulyadi (46), Kabid Pengairan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Abdya ditemukan tewas mengenaskan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BLANGPIDIE - Habibi Askhar Balihar alias Abil (8) dan Fakhrurrazi alias Arul (12), putra dari Mulyadi (46), Kabid Pengairan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Abdya ditemukan tewas mengenaskan di rumah nenek mereka, Hj Wirnalis (62), di Desa Meudang Ara, Blangpidie, Rabu (17/5/2017) siang sekitar pukul 13.20 WIB.
Sang nenek yang tak lain adalah mertua Mulyadi juga ditemukan terkapar tak bernyawa tak jauh dari jenazah kedua cucunya.
Kecurigaan Mulyadi telah terjadi sesuatu di rumah mertuanya di Jalan Lukman, Dusun III, Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie, Aceh Abdya berawal sekitar pukul 13.00 WIB ketika dia melihat ada bercak darah di depan pintu samping rumah.
Mulyadi telah berulang kali mengetuk pintu sambil memanggil anaknya namun tak ada respons.
Menghadapi kondisi itu, Mulyadi bergerak ke Gampong Keude Siblah yang tidak terlalu jauh dari Meudang Ara menemui M Arif alias Dek Yong dan Intan, istri Dek Yong, adik Hj Wirnalis.
Kepada pasangan suami istri tersebut, Mulyadi menceritakan tentang firasat buruknya mengenai kondisi di rumah mertuanya.
Tanpa buang waktu, Mulyadi bersama Dek Yong dan Intan menuju ke lokasi.
Dek Yong langsung mendobrak pintu rumah permanen tersebut. Betapa kagetnya mereka ternyata di dalam rumah tersebut ditemukan kedua putra Mulyadi bersama mertuanya tewas bersimbah darag dengan kondisi mengenaskan.
Jenazah Hj Wirnalis terkapar di dekat pintu dengan posisi kedua tangan ke atas seperti orang minta ampun. Sedangkan jenazah Abil di depan tv dan kakaknya, Arul di dalam kamar.
Dalam suasana panik, Dek Yong berlari ke luar rumah mencari bantuan dan secara kebetulan ada polisi yang sedang melintas di depan rumah korban.
Aparat hukum itu secepatnya turun dan menyisir di seputaran rumah.
Menurut perkiraan Mulyadi, pembunuhan keji itu diperkirakan terjadi Selasa (16/5/2017) malam.
Pasalnya, pada pagi harinya, mertuanya sempat pergi ke rumah saudaranya, tak jauh dari rumahnya.
"Ya, pada Selasa pagi mertua saya sempat pergi ke rumah Bang Duruh (Ketua PDIP Abdya). Makanya saya perkirakan kejadiannya setelah itu atau pada malam harinya," kata Mulyadi.
Mulyadi mengatakan tidak tahu pasti apa motif pembunuhan terhadap kedua anak dan mertuanya. Selama ini ia tidak memiliki masalah baik di kantor maupun dengan keluarga.
Baca: Warga Takalar Melawan Penambang Asing, Tangkap 4 Kades dan ABK Kapal Singapura
"Kalau motif perampokan atau pencurian pasti ada bekas kerusakan atau barang yang hilang. Diduga pelaku masuk dari atas karena pintu itu yang terbuka," kata Mulyadi sambil berharap polisi mengusut tuntas kasus ini.
Dari lokasi kejadian, ketiga jenazah dibawa ke RSU Teungku Peukan untuk visum.
Menurut sumber-sumber medis, ketiga korban mengalami luka sayat di bagian perut, tangan dan dada.
"Paling parah itu yang kecil (Abil), sampai ke luar ususnya. Sedangkan Wirnalis mengalami luka sayat yang sangat panjang di bagian belakang, di perut dan tangan (nadi)," ujar seorang tenaga medis.
Mengenai jasad Arul, sebelum menemui ajal diperkirakan sempat melawan karena bagian muka dan mata korban memar dan membiru. Rahang bawah bagian kiri copot atau dislokasi.
Jenazah ketiga korban dikebumikan tadi malam di TPU Lampoh Drien, Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie dalam satu liang. Suasana duka dan gema doa mengiringi prosesi pemakaman.
Sebelum dikebumikan satu liang, jenazah Wirnalis dibawa ke rumah orang tuanya di Desa Keude Siblah, sedangkan jenazah Arul dan Abil dibawa ke rumah sang ayah di Desa Kuta Tuha.
"Mandi saja terpisah, tapi penguburan dilakukan di lokasi yang sama dan satu liang di TPU Meudang Ara," kata Ikhwan, anggota keluarga korban. Prosesi pemakaman berlangsung larut malam karena harus menunggu anak sulung Mulyadi dari Banda Aceh.
Mulyadi menceritakan, sebelum ditemukan tewas, tepatnya pada Minggu (14/6/2017) malam, anaknya Habibi Askhar Balihar alias Abil minta izin untuk tidur di rumah nenek bersama abangnya, Fakhrurrazi alias Arul.
Abil merupakan anak pertama Mulyadi dari istri keduanya yang tinggal bersamanya di Desa Kuta Tuha, Kecamatan Blangpidie.
Sementara Arul merupakan anak kedua dari istri pertamanya yang tinggal bersama neneknya di Desa Meudang Ara.
"Anak saya empat, yaitu Adel dan adiknya Arul dari istri pertama saya. Sedangkan dari istri kedua, Abil dan adiknya yang masih TK," kata Mulyadi. (c50)