Warga Bali dari Lintas Elemen Tanda Tangani Anti Gerakan Radikal
NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 45 adalah harga mati. Tidak ada yang mampu merongrong Indonesia dengan Kebhinnekaan Tunggal Ikaannya.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Dimulai Dari Titik Nol Kota Denpasar, Ribuan Warga Elemen Lintas Agama Tanda Tangani Anti Gerakan Radikal
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dalam 109 tahun kebangkitan nasional menjadi momentum memukul balik segala bentuk gerakan radikal yang merongrong Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Dimulai dari titik nol kota Denpasar, ribuan warga Bali dari elemen lintas agama menolak gerakan radikal. Mereka menandatangani deklarasi antigerakan radikal di sebuah kain putih tepat di patung catur muka Denpasar.
Pengagas Deklarasi Gerakan Anti Radikalisme (GRAK), Nyoman Gde Sudiantara, menyatakan pemuda-pemudi Indonesia dimulai dari titik nol ini harus bangkit.
Bali akan menjadi penyebar virus untuk menyerukan bahwa perbedaan mampu harmonis di Bali. Meski dari ujung kaki hingga kepala berbeda warna kulit, suku, ras, agama dan sebagainya tapi Bali mampu tetap harmonis.
"NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 45 adalah harga mati. Tidak ada yang mampu merongrong Indonesia dengan Kebhinnekaan Tunggal Ikaannya. Kita ini beragam, bukan seragam," tegas Sudiantara pada Sabtu (20/5/2017).
Pongliek begitu dia karib disapa, menegaskan bahwa tidak ada alasan-alasan lagi bagi para pemuda Bangsa membiarkan gerakan radikal tumbuh subur.
Anak bangsa harus bangkit melawan kelompok yang intoleran, yang mencoba-coba mengubah Pancasila sebagai dasar negara.
"Kita harus mengisi dan menyebarkan virus ke daerah lain, kita mulai dari titik nol ini. Kita akan menjadi Indonesia seutuhnya, nusantara seutuh-utuhnya," beber dia.
Pantauan Tribun Bali, ribuan orang hadir dari berbagai elemen lintas agama, mulai dari Anshor, Ormas Baladika Bali, Laskar Bali, Pemuda Katholik, PGN dan berbagai elemen lainnya. Mereka berjalan dari Hotel Inna Bali menuju ke titik nol kota Denpasar.
Senada dengan Pongliek, Nyoman Mardika selaku Ketua Pelaksana GRAK menyatakan pemuda akan melawan siapa pun yang mencoba mengubah dasar negara.
Sebab, sudah semua tahu bahwa pengorbanan tak terhingga pahlawan untuk memproklamirkan kemerdekaan dengan Pancasila dan UUD 45 sebagai dasar negara.