Sosok Dosen Undip yang Meninggal akibat Tertabrak KA Dikenal Baik dan Sederhana
Pratono, salah satu mantan mahasiswanya mengatakan, sosok Agus Bambang merupakan dosen teladan yang sederhana.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kalangan Universitas Diponegoro (Undip), Semarang berduka cita atas meninggalnya salah satu dosen Fakultas Ilmu Peternakan, Agus Bambang, yang tewas dalam kecelakaan maut kereta api dengan Avanza di Kabupaten Grobogan, Sabtu (20/5/2017) siang.
Pihak kampus menuju rumah duka di Perumahan Dinas Mas, Tembalang Semarang. Mereka berkumpul untuk mendoakan jenazah.
"Ini dari kampus sudah kumpul di rumah duka. Dekan Fakultas Ilmu Peternakan juga sudah diberitahu, dan sedang menuju rumah duka," ujar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Peternakan dan Pertanian Undip, Semarang, Sutopo, saat dikonfirmasi, Sabtu.
Agus Bambang merupakan tenaga pengajar yang sudah puluhan tahun mendidik mahasiswa di Fakultas Ilmu Peternakan. Agus Bambang juga menjabat sebagai sekretaris jurusan di fakultas tersebut.
Dia mendapat gelar doktor dari kampus tersebut pada 2015 lalu, dengan disertasi soal Kambing Etawa. Pratono, salah satu mantan mahasiswanya mengatakan, sosok Agus Bambang merupakan dosen teladan yang sederhana.
Dosen itu disegani di kalangan mahasiswa fakultas peternakan. Sikap sederhana tercermin dari waktu berangkat mengajar yang menggunakan motor bebek.
"Orangnya sangat baik, lugu dan lucu di mata saya dan teman-teman. Kalau ngajar dulu selalu naik Vespa," ujarnya, seusia melayat di rumah duka.
Salah satu tetangga korban, Satyo Abdurrahman (52) menuturkan jika korban merupakan sosok yang menjadi panutan warga sekitar. Agus di kompleks perumahannya dikenal sebagai tokoh agama.
Agus juga dikenal aktif menggalang donasi untuk kegiatan pembangunan Masjid Baitussalam di kawasan perumahannya.
"Pak Agus Bambang selain dosen juga Ketua Yayasan Masjid Baitussalam Perumahan Korpri, Dinar Mas disini. Sosoknya baik, santun dan soleh tidak diragukan lagi," ujarnya.
"Kami merasa syok dan kaget termasuk keluarga, sama sekali tidak menyangka Pak Agus dan dua tetangga kami meninggal saat 'mbesan' dengan rombongan pengantin anak Pak Saefullah," tambahnya.
Warga sekitar termasuk sanak keluarga, rekan kerja dan mahasiswa terus mendatangi rumah duka untuk medoakan almarhum yang meninggalkan satu istri dan tiga orang anak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.