Makna di Balik Nasi Bungkus untuk Peringatan Hari Lahir Pancasila
Gerak Pancasila berencana menggelar aksi Peringatan Hari Lahir Pancasila yang bertempat di Pagelaran Kraton, Kamis (1/6/2017) mendatang.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Gerak Pancasila berencana menggelar aksi Peringatan Hari Lahir Pancasila yang bertempat di Pagelaran Kraton, Kamis (1/6/2017) mendatang.
Koordinator Acara, Widihasto Wasanapraja, mengatakan bahwa persiapan menyongsong 1 Juni telah dilakukan sejak sekarang.
Satu di antaranya adalah menggalang donasi berupa nasi bungkus yang digunakan sebagai menu berbuka puasa bagi partisipan acara yang ditargetkan berjumlah 10.000 orang tersebut.
"Sampai siang ini, terdata sudah terkumpul 10.800 nasi bungkus yang siap didonasikan untuk mendukung penyelenggaraan peringatan hari lahir Pancasila pada Kamis 1 Juni 2017 pukul 15.00 di kagungan dalem Pagelaran Keraton Yogyakarta," jelasnya seperti yang tertuang dalam rilis, Minggu (28/5/2017).
Donasi nasi bungkus tersebut, lanjutnya, berasal dari keluarga Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, keluarga Kadipaten Pakualaman, kalangan pengusaha, hingga perseorangan.
Widihasto menjelaskan bahwa nasi bungkus memiliki makna yang sangat mendalam bagi warga Yogyakarta.
"Di Yogyakarta nasi bungkus tidak sekedar diartikan secara fisik berupa nasi dan lauk pauk yang dibungkus. Ia juga memiliki makna sebagai tanda kasih dan persaudaraan terhadap sesama manusia," bebernya.
Pada saat gempa bumi hebat mengguncang Yogya pada 27 Mei 2006, imbuhnya, dan juga pada saat gelombang pengungsi akibat erupsi gunung Merapi pada November 2010, masyarakat yang tidak terdampak bencana sontak membuat gerakan nasi bungkus untuk dibagikan kepada sesamanya yang tengah kesusahan.
"Gerakan nasi bungkus kiranya menjadi gerakan nyata implementasi nilai-nilai Pancasila," tutupnya.(*)