Tradisi Semaan Alquran di Masjid Kauman Semarang Sudah Berlangsung 60 Tahun
Semaan Alquran adalah kegiatan rutin di Masjid Kauman Semarang selama Ramadan. Pada hari libur atau minggu jemaah yang hadir bisa mencapai 5000 orang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Firna Larasanti
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Semaan Alquran adalah kegiatan rutin di Masjid Kauman Semarang selama Ramadan. Pada hari libur atau minggu jemaah yang hadir bisa mencapai 5000 orang.
"Masyarakat sangat antusias, pada hari biasa saja mencapai sekitar 2000 orang," kata Abdul Wahid, Sekretaris Yayasan Pengelola Masjid Kauman Semarang, saat ditemui Tribun Jateng Rabu (31/5/2017).
Ia menambahkan, semaan Alquran di Masjid Kauman Semarang sudah berlangsung selama 60 tahun.
Pengajian ini berisi tafsir Alquran dan keistmewaan Alquran yang dipimpin oleh ulama dan penghafal Alquran KH Ahmad Naqib Nur Alhafidz.
Semaan Alquran ini digelar setiap selesai saat Zuhur hingga menjelang Asar.
Jemaah yang hadir mengikuti semaan Alquran heterogen, bukan hanya dari Semarang, tetapi juga dari Demak, Purwodadi, Kendal.
"Ramadan tahun kemarin ada jemaah yang sengaja datang dari Kalimantan untuk mengikuti semaan Alquran selama satu bulan penuh di Masjid Kauman Semarang," kata Abdul Wahid.
Syofii (47) jemaah dari Demak mengaku, sengaja menyempatkan waktu untuk mengikuti semaan Alquran.
"Awalnya diceritakan tetangga saya yang sering ikut semaan di sini, dari situ penasaran dan akhirnya dapat menyempatkan waktu mengunjungi semaan Alquran di Masjid Kauman," Kata Syofii.
Semaan Alquran dirintis oleh KH Abdullah Umar. Setelah KH Abdullah wafat, tradisi ini dilanjutkan oleh putranya, Mushoffa Abdullah Umar.
Kini, semaan Alquran dipimpin oleh KH Ahmad Naqib Nur Alhafidz, imam besar Masjid Kauman Kota Semarang.
Pada Ramadan ini, Masjid Kauman Semarang bukan hanya menyelenggarakan semaan Alquran, tapi juga ngaji gratis yang akan diampu oleh santri-santri dari Pondok Roudlotus Kota Semarang.
"Kegiatan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin memfasihkan mengajinya atau belajar mengaji dari nol," kata Abdul Wahid.