Tanggapi Full Day School, Aher: Jika Diterapkan Bakal Memicu Tabrakan Kepentingan
Seberapa merugikan program full day school atau pendidikan sehari penuh jika diterapkan? Ini menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Wacana penerapan pendidikan sehari penuh mengundang sejumlah reaksi dari berbagai pihak termasuk Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Menurut Aher kebijakan yang diwacanakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berpotensi membenturkan sejumlah kepentingan.
"Pada dasarnya konsep ini bagus dan sudah dilaksanakan di sejumlah kecil sekolah. Tapi untuk diberlakukan mungkin jadi persoalan, nanti ada tabrakan kepentingan," kata Aher di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (16/6/2017).
Gubernur Aher mengatakan satu kepentingan yang berpotensi menimbulkan benturan adalah pendidikan diniyah atau pendidikan agama di sore hari.
Biasanya pendidikan agama dilakukan seusai jam pelajaran di sekolah umum atau sore hari. “Kalau SD, SMP masih ada yang di Diniyah. Kalau ada full day school, diniyah hilang dong ?" ungkap Aher.
Ia menganggap kebijakan pendidikan sehari penuh yang coba diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut belum dipersiapkan secara baik.
“Wajar kalau banyak suara, karena di lapangan tidak seluruh pihak siap," sambung Aher.
Sebelum menerapkan kebijakan tersebut secara penuh, Aher menyarankan pemerintah pusat untuk menyelesaikan benturan itu terlebih dulu.