Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembalut Wanita dari Singkong Buatan Mahasiswa IPB ini Ramah Lingkungan

Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor membuat sebuah inovasi untuk pembalut wanita dengan bahan pati singkong.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pembalut Wanita dari Singkong Buatan Mahasiswa IPB ini Ramah Lingkungan
Dokumentasi Humas IPB
Pembalut ramah lingkungan karya Mahasiswa IPB yang terbuat dari pati singkong. DOKUMENTASI HUMAS IPB 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, DRAMAGA - Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor membuat sebuah inovasi untuk pembalut wanita.

Kelompok ini terdiri dari Ni Made Surianti, Sang Ayu Made Arisasmita, Ida Ayu Indah Wedaswari, dan Ni Komang Yastri Anasuyari.

Keempat mahasiswi tersebut miris melihat banyaknya penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan karena sulit terurai.

Ni Made Surianti mengatakan, penggunaan plastik membawa masalah baru karena bahannya lama untuk terurai menyebabkan plastik tidak bisa didaur ulang.

"Satu di antara produk yang menggunakan plastik adalah pembalut, karena pembalut sebagai barang ekonomi merupakan benda yang permintaannya selalu terus menerus dari waktu ke waktu," kata Surianti.

Ia menambahkan dari permasalahan tersebut muncul ide di antara teman-teman untuk membuat pembalut ramah terhadap lingkungan.

Berita Rekomendasi

Pembalut produksi Surianti dan timnya ini menggunakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan dengan label Ultra Sanitary Napkins Organic (U-Torc). Materialnya menggunakan bahan pati singkong.

"Jadi Tim membuat plastik mudah terurai dari bahan pati singkong, sebagai bahan pembuatan pembalut wanita. Tujuan penggunaan plastik dari pati singkong tersebut dimaksudkan agar pembalut yang telah dipakai dapat cepat diurai di lingkungan dan mengurangi volume sampah," kata dia.

Selain ramah lingkungan pembalut ciptaan mahasiswi IPB ini juga memiliki desain kemasan yang menarik. Setiap satu kotak pembalut akan diberikan kantong kecil yang berisi sebagai wadah pembalut.

"U-Torc dipasarkan dengan harga Rp 30 ribu per kotak berisi delapan lembar pembalut. Saat ini U-Torc telah dikirim ke berbagai daerah seperti Bogor, Tangerang, Bali, dan Lombok. Proses produksi U-Torc dilakukan di rumah produksi di daerah Dramaga," sambung Surianti.

Surianti menambahkan pengondisian area produksi dilakukan demi menjamin kebersihan tempat produksi. Proses produksi dilakukan secara manual oleh tim U-Torc.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas