Kisah Pahit Sopir Tanki BBM: Pernah Disambar Petir, Dipecat Lewat SMS
Suherman sudah 17 tahun jadi sopir truk tanki BBM Pertamina. Tapi dipecat sepihak lewat pesan pendek dan pernah disambar petir mobil tankinya.
Editor: Y Gustaman
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Suherman (48) kecewa terhadap PT Pertamina Patra Niaga. Selama 17 tahun mengabdi supir mobil depot Pertamina tapi di-PHK secara sepihak.
Hal paling menyakitkan Suherman rasakan ketika kabar pahit itu ia terima melalui pesan singkat.
"Kemarin ada yang sakit harusnya diobati ini di PHK. Cara PHK-nya tidak pakai surat resmi tapi SMS," ungkap Suherman ketika ikut unjuk rasa sopir tanki BBM di Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Senin, (18/6/2017).
"Dari sini, PT CUA tidak melihat hak kami sebagai karyawan," Suherman menambahkan.
PT CUA atau Ceria Utama adalah satu di antara perusahaan pemborong pekerjaan pengangkutan (4P) di area operasional distribusi BBM Pertamina Patra Niaga.
Suherman mendapat pesan pendek PHK-nya pada 5 Juni 2017. Hal yang sama dirasakan rekan-rekan Suherman sesama sopir depot pertamina.
"Dengan kondisi sekarang apalagi anak ada yang kuliah. Sudah pinjam sana sini untuk keperluan sehari-hari," kata ayah empat anak itu.
Ia berharap PT Pertamina Patra Niaga memerhatikan semua pekerjanya.
"Tolonglah kita dihargai sebagai sopir, sebagai lokomotif pengiriman ke SPBU," ujar pria yang mengaku sebagai supir tangki yang paling lama bekerja di Pertamina itu.
Ia menyebut menerima gaji Rp 2,8 juta tiap bulan plus uang performa tanpa jaminan kesehatan karyawan dan keluarga.
"Supir bus bawa orang seperti TransJakarta saja sudah Rp 9 juta gajinya. Kok kami yang risiko besar bawa kategori ring satu hanya segitu," kata Suherman.
Suherman mengaku pernah mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya.
"Saat membawa mobil ke SPBU Kebon Nanas terjadi kebakaran karena sambaran petir. Tidak bisa saya lupakan," Suherman mengenang.