Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WALHI Tolak Atraksi Lumba-lumba, Ini Alasannya

Di Medan, Sumatera Utara, atraksi lumba-lumba sudah sering dilakukan sebagai sarana hiburan

Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in WALHI Tolak Atraksi Lumba-lumba, Ini Alasannya
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Atraksi lumba-lumba menghibur pengunjung di Wahana hiburan dan rekreasi keluarga atau Dolphin Arena di Panakkukang Square, Makassar, Jumat (14/4). Meski penuh kontroversi, sirkus lumba-lumba tersebut tetap digelar selama satu bulan penuh. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Dalam kegiatan ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) mirisnya merestui kegiatan eksploitasi tersebut.

Mengetahui BBKSDA ikut hadir, Dana juga sangat menyayangkannya.

Dari pantauan Tribun, suasana di GOR Sutomo tempat pertunjukan atraksi lumba-lumba benar-benar terasa pengap.

Orang-orang saling berdesakan naik ke lantai dua untuk melihat lumba-lumba yang ada di kolam buatan.

Menyangkut atraksi lumba-lumba ini, salah satu pelatih lumba-lumba ternama tahun 1960-an Ric O'Barry bersama sutradara kenamaan Louis Psihoyos sempat membuat film dokumenter menyangkut pembantaian lumba-lumba di Kota Taiji, Jepang.

Dalam film berjudul The Cove yang tayang tahun 2009 itu, O'Barry yang sangat menyesal pernah menjadi pelatih lumba-lumba menceritakan dengan jelas bagaimana tersiksanya hewan cerdas itu saat tampil di tiap pertunjukan atraksi.

Sejak film itu tayang, sejumlah negara maju sudah tidak lagi menampilkan atraksi lumba-lumba. Negara-negara maju sadar, bahwa atraksi lumba-lumba sangat menyiksa hewan Malang tersebut.(Ray/tribun-medan.com)

BERITA TERKAIT
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas