WALHI Tolak Atraksi Lumba-lumba, Ini Alasannya
Di Medan, Sumatera Utara, atraksi lumba-lumba sudah sering dilakukan sebagai sarana hiburan
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Dalam kegiatan ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) mirisnya merestui kegiatan eksploitasi tersebut.
Mengetahui BBKSDA ikut hadir, Dana juga sangat menyayangkannya.
Dari pantauan Tribun, suasana di GOR Sutomo tempat pertunjukan atraksi lumba-lumba benar-benar terasa pengap.
Orang-orang saling berdesakan naik ke lantai dua untuk melihat lumba-lumba yang ada di kolam buatan.
Menyangkut atraksi lumba-lumba ini, salah satu pelatih lumba-lumba ternama tahun 1960-an Ric O'Barry bersama sutradara kenamaan Louis Psihoyos sempat membuat film dokumenter menyangkut pembantaian lumba-lumba di Kota Taiji, Jepang.
Dalam film berjudul The Cove yang tayang tahun 2009 itu, O'Barry yang sangat menyesal pernah menjadi pelatih lumba-lumba menceritakan dengan jelas bagaimana tersiksanya hewan cerdas itu saat tampil di tiap pertunjukan atraksi.
Sejak film itu tayang, sejumlah negara maju sudah tidak lagi menampilkan atraksi lumba-lumba. Negara-negara maju sadar, bahwa atraksi lumba-lumba sangat menyiksa hewan Malang tersebut.(Ray/tribun-medan.com)