Baru Tiga Langkah, Pram Mencium Aroma Busuk dari Rumah Pak Ban
Baru tiga langkah berjalan, Pram mencium bau bangkai. Kecurigaannya terjawab melihat orangtua di dalam rah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pram Setiawan (32) bergegas mengajak istri dan anaknya bersilaturahmi ke rumah Achmad Syakban (70), usai salat Idul Fitri.
Mereka bertiga mengendarai sepeda motor, sambil menenteng serantang lontong opor.
"Pak Ban (panggilan Achmad Syakban) itu masih saudara dengan mertua saya," ujar Pram ketika dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (25/6/2017).
Rumah Pak Ban di Jalan Candi Kencana Raya Blok H 104, RT 3/RW 9 Kalipancur, Ngaliyan. Beda satu blok dengan rumah Pram di Blok G.
Tiba di pintu gerbang rumah Pak Ban, Pram lantas membunyikan klakson beberapa kali.
"Biasanya kalau diklakson Pak Ban keluar. Ini kok tidak segera keluar. Saya panggil juga tak ada respon. Pintu gerbang dikunci," tutur Pram.
Pram lantas memanggil Abdul Rosyid (64), masih saudara dengan Pak Ban. Gembok pintu gerbang rumah Pak Ban pun sepakat dirusak.
Baru tiga langkah berjalan, Pram mencium bau bangkai.
"Perasaan saya sudah tak enak ketika itu. Lalu kami masuk rumah. Pak Ban sudah tiada. Beliau tergeletak dalam posisi telungkup," imbuh dia.
Kondisi tubuh Pak Ban sudah lebam. Kaki dan tangan membengkak.
"Pasti sudah lebih dari dua hari meninggal. Saya juga melihat noda genangan darah di lantai. Lalu saya ambil bubuk kopi, untuk menghilangkan bau itu," beber Pram.
Pram kali terakhir bertemu Pak Ban dua hari lalu, Jumat (23/6/2017).
"Beliau gemar berkebun. Hanya itu kesibukannya," kenang Pram.
Tak ada barang-barang rumah yang hilang. Selang beberapa saat, tim Inafis Polrestabes Semarang pun mendatangi rumah Pak Ban.
Jenazah dibawa ke kamar mayat RSUP Dr Kariadi.