Semangat Kebhinnekaan Jadi Pesan Salat Idul Fitri di Masjid Polda Bali
Sebanyak 1500 warga Muslim Bali dari kalangan Polri dan masyarakat menjalankan salat Idul Fitri di Masjid Mapolda Bali sampai meluber ke halaman.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR -
Sebanyak 1500 warga Muslim Bali dari kalangan Polri dan masyarakat menjalankan salat Idul Fitri di Masjid Mapolda Bali sampai meluber ke halaman.
Pesan semangat menjaga Kebhinnekaan menjadi topik utama yang disinggung khotib Drs H Mahrusun Hadiono. Kebhinnekaan menjadi sangat penting melihat kondisi Indonesia sampai kapan pun.
Pengurus Masjid At-Taqwa Mapolda Bali, H Dasir, menyatakan momen Kebhinnekaan dan menjaga UUD 45 sebagai dasar negara sangat tepat untuk melihat situasi dan kondisi nasional saat ini.
Menurut dia Idul Fitri harus dijadikan momentum silaturahmi nasional di mana setelah satu bulan penuh berpuasa umat Muslim harus meningkatkan silaturahmi kepada sesama dan umat lainnya.
"Bagaimana saat ini kita akan menjalin komunikasi dua arah yang intens. Dan satu pesan yang dipahami bersama adalah mari merekatkan rasa sehati dan persaudaraan supaya yang memberi atau menerima pesan bisa menjalankan persaudaraan di Tanah Air tercinta," ucap Dasir kepada Tribun Bali seusai salat, Minggu (25/6/2017).
Setidaknya permasalahan-permasalahan bersama saat ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu akan tercipta tatanan masyarakat yang tentram dan damai, sebagai gambaran dari Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Dikatakan dia tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan, jika seluruh umat saling berkomunikasi.
"Tanpa harus saling mencaci maki dan permusuhan. Ada tatap muka dan menjadi landasan kedamaian," ungkap Dasir.
Usai salat umat Muslim saling bersalaman termasuk dengan para polisi dan saudara mereka yang bukan umat Muslim.
Menurut Dasir Bali adalah outlet Indonesia. Maka dari itu Bali dapat memberi contoh tentang nasionalime dan kondisi nasional yang kondusif. Para tokoh masyarakat, umat dan agama saat ini harus dapat menyatukan langkah menuju satu kebersamaan mewujudkan keindahan Indonesia khususnya masyarakatnya.
"Sekarang coba lihat pelangi itu, apa satu warna atau banyak warna? Banyak warna kan. Maka keindahan itu karena banyak warna," sebut purnawirawan polisi itu.
Besar harapannya terutama di Bali ada upaya saling memahami dan saling pengertian antara sesama warga masyarakat. Tanpa dilandasi sentimen etnis, suku dan ras.
Dalam Islam itu ada ukhuwah, yakni menjalin komunikasi antarumat beragama. Baik persaudaraan berbangsa, persaudaraan islamiah, dan persaudaraan antarmanusia.
"Sama dengan Bali yang soal Tri Hita Karana. Kalau di Islam habluminaallah dan habluminanas," beber dia.