Aiptu Martua Korban Penikaman Teroris Itu Meninggalkan 9 Anak
Mianna, ibu beranak 9 ini menuturkan, suaminya rencananya akan dikebumikan di Desa Cinta Damai Kisaran, pada Selasa
Editor: Hendra Gunawan
Ketika berbincang dengan www.tribunmedan.com, Mianna tak mampu membendung air matanya atas kepergian suaminya yang sedang menjalankan abdi negara.
Ia terlihat lemas, kedua kelopak matanya membengkak akibat menangis dan kurang tidur.
Setelah suasana mencair, perlahan ia pun mulai dapat menceritakan pesan-pesan terakhir yang disampaikan Almarhum.
Katanya, mereka masih berhubungan melalui telepon selular pada Pukul 23.00 WIB, Sabtu malam.
Tidak seperti biasa, kali ini ia lebih lama berbincang dengan istri dan anak-anaknya.
Dalam percakapan tersebut, almarhum suaminya berkali-kali berpesan, agar Mianna menjaga anak-anaknya. Tak di sangka, rupanya itu merupakan kata-kata perpisahan terakhir malam itu.
"Songgot do rohakku ito, jaga dak-danaki sai lalap inna tu ahu. Hape, di na so panagaman hubegema nassogot naung marujung ngoluna. (Betapa aku terkejut. Tak pernah aku berpikir begini akhirnya. Berkali-kali selalu dia ingatkan, supaya aku menjaga anak-anak kami. Rupanya, itulah kata-kata terakhirnya yang menandakan kami akan berpisah selamanya," ujarnya dengan Bahasa Batak.
Mianna yang didampingi beberapa keluarga perempuannya ini, lebih lanjut menjelaskan.
Awalnya dia mengetahui kalau suaminya meninggal sekitar pukul tujuh pagi.
Kabar duka tersebut pertama ia peroleh dari keluargnya bermarga Simbolon yang tinggal di Desa yang tak jauh dari rumahnya.
Simbolon mendatanginya, lalu memberi tahu berita yang diperolehnya.
"Keluarga do ro paboahon nassogot. Ai unang jo tangis ho, adong teroris di Polda, i pamate polisi. Hubege marga Sigalingging," katanya. (Keluarga yang datang ke sini pagi tadi. Katanya ada marga Sigalingging dibunuh Teroris di Polda Sumut)," sebutnya menirukan ucapan Simbolon.
Setelah mengecek kebenarannya, ternyata tidak meleset.
Dan ia pun sudah meyakini, apalagi menyadari kalau suaminya sedang piket saat itu.
Hingga pukul 04.00 subuh kerabat keluarga sudah bersiap menunggu jenazah Aiptu Martua Sigalingging.
Tempat persemayaman jenazah pun telah disiapkan di ruang depan rumah.
Para penunggu berganti-ganti hadir menjadi pelipur lara bagi keluarga yang ditinggalkan.
Hingga pagi Warga desa berbondong-bondong mendatangi rumah duka.