Tim Evakuasi Helikopter Basarnas Menginap di Lereng Gunung, Gubuk Petani hingga Tenda
Aki cadangan, pintu, serpihan badan, kabel, hingga peralatan dan perlengkapan SAR diangkut menggunakan mobil bak terbuka milik Basarnas.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Puing-puing helikopter Basarnas Jawa Tengah yang dikumpulkan oleh tim gabungan di Posko Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, dievakuasi ke Kantor SAR Semarang.
Nantinya, serpihan bangkai helikopter tersebut dibawa ke Jakarta untuk diteliti.
Aki cadangan, pintu, serpihan badan, kabel, hingga peralatan dan perlengkapan SAR yang terdapat di puing-puing helikopter SAR AS-365 N3+ Dauphin HR-3602 itu diangkut menggunakan mobil bak terbuka milik Basarnas.
Untuk bisa dievakuasi, bagian helikopter harus dipotong menjadi bagian-bagian kecil.
"Dua mesin helikopter seberat masing-masing 200 kilogram harus dibongkar. Prosesnya membutuhkan waktu sekitar dua hari hingga tiga hari. Sejumlah personel kami tempatkan di sekitar lokasi untuk berjaga dan membuat jalan untuk proses evakuasi. Mereka menginap di lereng gunung, gubuk petani, dan tenda," terang Kasi Operasi Peralatan dan Komunikasi Basarnas, Agus Tamim, Selasa (4/7/2017).
Pada hari ketiga peristiwa nahas tersebut, Polres Temanggung melalui Wakapolres Dex Emmanuelle menyerahkan dokumen dan benda-benda pribadi milik korban kepada Basarnas.
Barang-barang, antara lain, berupa dompet, topi, buku catatan, dokumen penerbangan, dan uang, diterima oleh Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigjend TNI (Mar) Ivan Ahmad Riski Titus.
Dex Emmanuelle mengatakan, benda-benda itu ditemukan saat personel Polri dan TNI melakukan evakuasi para korban. Pengamanan diperlukan karena barang-barang tersebut sangat berharga untuk investigasi.
Menurut rencana, harta milik korban akan dikembalikan kepada ahli waris, sedangkan dokumen terkait penerbangan langsung diteliti oleh tim.
Tunggu Investigasi
Meski beberapa bagian sudah dievakuasi, bangkai utama helikopter belum bisa dipindahkan karena menunggu investigasi selesai.
Titus mengatakan, evakuasi badan helikopter masih menunggu seluruh kelengkapan data yang diperlukan.
Selasa kemarin, tim investigasi dari Basarnas, TNI AL, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melanjutkan proses ke tahap investigasi.
"Anggota sudah naik ke lokasi untuk memberikan tanda dan mengambil dokumen sebaran serpihan helikopter. Tim KNKT pun sudah bergabung dan bekerja. Mereka akan membantu memberi petunjuk, terutama tentang apa yang harus dikerjakan pada pemeriksaan tahap ini," jelas Titus.
Pada waktu bersamaan, Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Basarnas Kantor SAR Semarang untuk mengetahui secara mendalam soal jatuhnya helikopter di Gunung Butak.
Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemi Francis, mengemukakan, ada beberapa hal yang harus didalami berkaitan dengan musibah itu.
"Kami ingin mendalami beberapa informasi, khususnya mengenai kondisi cuaca saat kejadian serta penghargaan bagi para korban. Dari sudut pandang kami, kondisi cuaca ketika helikopter jatuh masih menjadi pertanyaan mengingat BMKG telah dikucuri anggaran untuk pembelian berbagai peralatan berkaitan dengan prakiraan cuaca," tegasnya.
Deputi Bidang Potensi Basarnas, Marsda Dody Trisunu, menyatakan, helikopter jenis Dauphin yang jatuh di Gunung Butak dalam kondisi siap terbang.
Helikopter tersebut, disiagakan di tol darurat Gringsing selama arus mudik dan balik Lebaran 2017.
"Tidak ada masalah. Empat anggota Basarnas yang gugur pun memiliki kualifikasi untuk melakukan penyelamatan," tandasnya. (tribunjateng/cetak/rtp/ant/igy)