Curhat Narapidana di Lapas Narkotika Palembang, Makan Pun Mereka Harus Bayar
Suasana di Lapas Narkotika Palembang kondusif setelah aparat Polres Banyuasin dan Polda Sumatera Selatan turun tangan amankan warga binaan mengamuk.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Suasana di Lapas Narkotika Palembang kondusif setelah aparat Polres Banyuasin dan Polda Sumatera Selatan turun tangan, mengamankan narapidana yang mengamuk, Kamis (6/7/2017).
Bahkan dua pleton TNI dari Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) pun diterjunkan ke lokasi.
Menurut pengakuan sejumlah warga binaan yang diwawancarai Sripoku.com, pungutan liar (pungli) dilakukan oleh tamping (tahanan pendamping) yang dibekingi petugas lapas.
Kalau tidak bayar pungli, para napi tidak akan mendapat fasilitas yang ada. Bahkan jika ada keluarga yang mengunjungi, tidak akan diperbolehkan, jika tidak membayar.
Setiap menerima kunjungan, para narapidana diminta uang berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 60 ribu.
"Untuk makan saja kami bayar. Katanya, untuk bayar ompreng (wadah makanan) dan harus bayar Rp 15 ribu. Maka itu, kami tidak tahan lagi dengan adanya pungli," ujar seorang narapidana.
Pada saat mediasi, para warga binaan kompak menyebut nama oknum pegawai lapas yang membekengi adanya pungli.
"Namanya Sofuan, dia itu yang sering minta bayaran," seru sejumlah warga binaa.
Para narapidana juga menuntut agar makanan dan fasilitas di dalam lapas dapat terpenuhi sesuai prosedurnya.
"Ompreng sudah bayar, tapi nasinya sedikit. Selain itu, air juga sering tidak ada. Kalau mau air dan kasur, kami harus bayar lagi," bisik narapidana lainnya kepada Sripoku.com.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.