Mayor Tunggul 'Selesaikan' Aksi Dua Pencuri Dari Loteng Karena Tak Mau Anak Istri Jadi Korban
Aksi tiga pencuri sempat membuat keluarga Tunggul syok, tapi akhirnya mendapat apresiasi banyak kalangan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo merasa bangga bisa melumpuhkan dua dari tiga pelaku curanmor yang menyatroni rumahnya di Jl Simorejo 102A, Sukomanunggal, Surabaya, Rabu (5/7/2017).
Aksi tiga pencuri sempat membuat keluarga Tunggul syok, tapi akhirnya mendapat apresiasi banyak kalangan.
Mayor Tunggul yang sehari-harinya menjabat sebagai Paopsjar Sekopaska TNI AL di Surabaya bercerita, jika awal dirinya dan keluarga mengetahui pencurian itu ketika ada suara gaduh dari teras rumahnya.
"Saya bangun karena ada suara pintu dirusak dan selanjutnya bangunkan istri (Marningsih ). Bu kelihatannya ada maling, tolong jaga anak-anak. Saya naik ke lantai dua ambil pistol dan lihat situasi, ternyata ada orang bobol pintu bawa sepeda motor saya," cerita Mayor Tunggul di Mapolretabes Surabaya, Rabu (6/7/2017).
Menurut Tungggul, antara teras dengan kamar tidur anak hanya dua meter.
Akhirnya Tunggul memilih naik ke lantai dua dan menyelesaikan sendiri untuk melumpuhkan pencuri.
"Saya ingin menyelesaikan sendiri tanpa melibatkan anak istri. Kalau saya lewat bawah, mungkin keluarga akan jadi korban," aku Tunggul.
Tunggul mengaku, mulai pembobolan pagar dan motor dibawa kabur pencuri yang melihat istrinya yang mengintip dari dalam rumah. Dirinya naik ke lantai dua.
Setelah di lihat dari atas, benar ada tiga pencuri yang membawa motor Honda Beat miliknya.
Tunggul pun memberi tembakan peringatan tiga kali, Tapi, pelaku justru mengeluarkan senjata air softgun dan parang.
"Saya punya amunisi tujuh, tiga untuk tembakan peringatan dan sisanya saya pakai melumpuhkan pelaku. Saya tidak arahkan ke kepala, karena intinya ingin menghambat karena kejadian malam dan jarak lumayan. Dua pelaku kena tembakan, satu kabur. Setelah jarak sekitar 100 meter warga muncul," terang bapak tiga anak ini.
Mayor Tunggul sendiri menjadi tentara AL pada 1991 melalui jalur bintara. Selanjutnya pada 1995 bergabung dengan Kopaska.
Begitu masuk pasukan elit TNI AL itu, Tunggal terus diasah dalam kemampuan menembak.
"Baru saya jadi perwira pada 2001 sampai sekarang," ucap Tunggul.
Sebagai anggota Kopaska, kepiawaian menembak Tunggul tidak diragukan lagi.
Meski tidak setiap hari berlatih menembak, ia kerap menyabet juara saat ikut ambil bagian kejuaraan menembak.
"Saya pernah juara tembak beregu di HUT Kodiklatal tahun lalu (2016). Kemudian juara dua tembak perseorangan di HUT Pusdiksus Kopaska tiga tahun lalu," tutut Mayor Tunggul. (Fathkul Alami)