Kisah Sukses Joko Raharjo, Dari Menambal Ban Sampai Pimpin Telkom Jateng dan DIY
Latar belakang keluarga tak menentukan kesuksesan seseorang ke di kemudian hari. Joko Raharjo satu dari banyak orang tersebut.
Editor: Y Gustaman
![Kisah Sukses Joko Raharjo, Dari Menambal Ban Sampai Pimpin Telkom Jateng dan DIY](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/executive-vice-president-pt-telkom-regional-iv-jateng-dan-diy-joko-raharjo_20170710_185615.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Latar belakang keluarga tak menentukan kesuksesan seseorang ke di kemudian hari. Joko Raharjo satu dari banyak orang tersebut.
Joko kecil pernah menjadi tukang tambal ban sepeda dan penjaja makanan di sela bersekolah ini. Siapa menyangka kini ia memimpin PT Telkom Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, beserta anak perusahaan Telkomsel.
Di bawah bayang-bayang ekonomi keluarganya yang terbatas, Joko terus memberikan karya terbaik memajukan perusahaan pelat merah tersebut.
Berikut petikan wawancara wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga, dengan Joko Raharjo, Executive Vice President PT Telkom Regional IV Jateng dan Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Bagaimana awal Anda masuk Telkom?
Saya pertama kali masuk ke Telkom setelah lulus SMA. Saya kuliah itu justru setelah masuk ke Telkom mengambil kelas sore. Sebenarnya, saya kuliah di Universitas Islam Nusantara bukan ingin biar saya ada pengakuan. Tidak. Saya hanya ingin merasakan kuliah itu bagaimana rasanya. Itu saja sebenarnya, seperti apa kuliah itu.
Kemudian saya ambil kuliah D2 dulu, lulus tahun 1985. Kemudian saya kuliah lagi D3 selesai pada 1990, dan 1991 saya ditugaskan pindah ke Padang. Pindah ke beberapa tempat, sampai akhirnya saya ditugaskan untuk memimpin di Jawa Tengah.
Kenapa bekerja dulu sembari kuliah?
Saya bukan berasal dari keluarga yang mapan secara ekonomi. Sejak kecil saya sudah membantu ayah saya mencari uang. Sewaktu SD saya pernah membantu ayah saya menjadi tukang tambal ban sepeda. Saat masih SMP sembari sekolah saya juga membantu berjualan.
Apa saja yang bisa dikerjakan, untuk mendapatkan uang pasti saya melakukannya karena sudah terbiasa sejak kecil. Makanya saya kuliah setelah bekerja untuk memuaskan rasa penasaran saya.
Apa pengalaman menarik selama bekerja di Telkom?
Pengalaman menarik saat saya masuk Telkom ini tidak pernah melalui audit. Sehingga saat saya masuk ke sana masih junior tetap masuk dalam tim untuk melakukan audit tujuh tahun ke belakang.
Saat itu saya tidak pernah pulang, dari tahun 1985 sampai mundur ke belakang sampai tahun 1977. Waktu itu fokus tugas yang diberikan untuk mencari piutang usaha, dan melakukannya secara manual.
Tidak seperti sekarang yang menggunakan komputerisasi sehingga lebih mudah dalam mencarinya. Kalau dulu, masih manual mencarinya dibuka bukunya satu per satu. Karena saya memang basic-nya orang keuangan. Setelah selesai audit, dari situ kelihatan bagaimana kondisi keuangan PT Telkom tujuh tahun ke belakang.
Kesempatan lain apa yang dipercayakan perusahaan, setelah sukses menyelesaikan audit tersebut?
Saya orang keuangan, tapi selanjutnya saya ditugaskan ke Batam untuk mengerjakan project dari A sampai Z. Mulai dari pembebasan tanahnya, sampai ke proyek pembangunannya.
Dari situ saya belajar bisnis Telkom sampai di tingkat lapangannya. Saya bekerja mulai dari perencanaan sampai project itu dibangun yang merupakan proyek pertama nasional menghubungkan jaringan antar pulau Batam dan Tanjungpinang.
Apa prinsip kerja yang ditanamkan untuk bisa menuntaskan pekerjaan-pekerjaan dengan baik?
Prinsip setiap saat ada (kesempatan, red) jadikan pekerjaan sebagai hobi. Kebetulan setiap saya mendapatkan job, saya memulai dari struktur organisasi yang baru. Sehingga saya selalu belajar sungguh-sungguh, untuk melakukannya dengan ikhlas dan mengerjakan yang terbaik.
Satu hal yang saya lakukan, saya harus memastikan staf itu pulang sebelum saya pulang. Saya tidak boleh pulang duluan. Ibaratnya kayak babi ngepet, lilin itu saya tungguin. Itu juga menjadi passion saya. Saya tidak tega kalau saya tidak bersama dengan teman-teman.
Apa yang menjadi tantangan anda memajukan Telkom sekarang ini?
Saat ini kita harus mengantisipasi arus perubahan zaman. Dan keberhasilan Telkom sampai saat ini juga tidak lepas dari masa lalu pemimpinnya yang memiliki visi yang bagus.
Pada saat bisnis telekomunikasi ini berkembang, kita mendahului dengan satelit. Telkom memilih mobile sendiri (Telkomsel, yang awalnya harus memilih GSM (global system for mobile-red) atau CDMA (code division multiple access).
Sebenarnya CDMA itu lebih bagus daripada GSM, tapi ekosistemnya yang lebih terbentuk untuk jaringan GSM. Akhirnya suka atau tidak, Telkom juga harus terus mengikuti perkembangan zaman dan merubah sesuatu menjadi luar biasa.
Bagaimana solusinya untuk mencapai hal tersebut?
Kita harus mengajari semua sumber daya manusia yang ada di Telkom untuk mengikuti zaman, suka atau tidak. Meskipun mayoritas pegawai di Telkom ini merupakan angkatan senior, yang mungkin berbeda bagi generasi milenial untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Hasilnya memang ada yang move dan ada yang tidak move. Tapi nggak apa-apa, karena kita harus bekerjasama secara tim.
Ibaratnya strategi 'Shaolin', tidak semua muridnya menguasai jurus. Ada yang ahli memukul, ada yang ahli menendang saja. Akhirnya semua tim itu, harus bekerja bersama-sama dan saya kencang sekali mendorong teman-teman untuk belajar.
Apa yang Anda ajarkan kepada tim untuk mengembangkan Telkom?
Setiap bekerja itu sebagai pribadi saya harus all out. Bahkan saat arus mudik Lebaran, sudah pasti tidak bisa pulang bersama keluarga karena harus standby.
Pengalaman saya menjadi GM Enterprise pada 2003 di Medan dan 2005-2007 di Jakarta membuat saya harus menyesuaikan dengan pelanggan Telkom. Misalnya ketemu calon pelanggan yang sukanya main golf, saya pun harus mengikuti beli peralatan golf.
Padahal saya tidak suka main golf, tapi kalau nggak begitu bisnisnya nggak deal makanya saya harus mengikuti. Ketemu pelanggan yang maunya ketemu di tempat dugem, dan diajak 'minum' di sana juga ada triknya karena saya tidak suka 'minum'. Saya pura-pura saja 'minum'. Dan untuk mengikuti itu semua memang biayanya mahal, tapi sudah saya lakukan untuk mengembangkan bisnis Telkom ini supaya terus maju.
Apakah itu termasuk strateginya?
Ya, saya basicnya bukan seorang engineer. Tapi saat ketemu direktur IT saya juga harus mengerti bagaimana sistemnya bekerja. Sehingga saya selalu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang ada. Sama halnya dengan golf tadi, ketemu dengan klien yang suka main golf. Saya yang mewakili perusahaan juga tidak boleh memalukan.
Saya latihan memukul golf dulu, terus pelan-pelan saya mencicil membeli stik golf, lalu sepatunya karena saya mewakili company. Memilih stik golf juga tidak mudah, harus diukur sesuai tinggi badannya. Dan sekali lagi itu semua saya lakukan untuk perusahaan ini.
Biodata
Nama: Joko Raharjo
Tempat Tanggal Lahir : Solo, 1 Januari 1963
Hobi: Tenis lapangan dan lari
Moto hidup: Selalu semangat dan istikamah
Nama istri : Anik Kristanti
Nama anak :
Cahyo Widianarko,
Ryan Widyotomo,
Damar Widyohandoyo,
Danang Widyohandoro,
Anisa Widya Sahara.
Alamat : Jakarta Selatan