Macan Tutul Jawa Terekam Kamera Berkeliaran di Pulau Nusakambangan
Rumor di tengah masyarakat jika macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas) masih ada di Pulau Nusakambangan benar adanya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Rumor di tengah masyarakat jika macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas) masih ada di Pulau Nusakambangan benar adanya.
Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Tengah berhasil membuktikan rumor tersebut. Pada 22 Mei-9 Juli 2017, staf fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi Hutan BKSDA Jateng yang dikomandoi Rahmat Hidayat yang berkedudukan di Resort Konservasi Wilayah Cilacap memasang kamera jebakan untuk memantau keberadaan macan tutul jawa di cagar alam Nusakambangan Timur, Pulau Nusakambangan.
Hasilnya, keberadaan empat macan tutul jawa tertangkap kamera dengan dua fase gelap dan fase terang.
"Tertangkapnya gambar macan tutul tersebut sekaligus membuktikan rumor yang beredar bahwa kehadiran macan tutul jawa masih ada di Pulau Nusakambangan," ujar Budi Santoso, pejabat PEH Muda BKSDA Jateng saat dihubungi Tribun Jateng, Selasa (11/7/2017).
Macan tutul jawa merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Meski langka, penyebaran macan tutul di Jawa penyebarannya masih terdeteksi.
Keberadaan macan tutul jawa yang semakin menyusut membuat BKSDA Jateng terus melakukan upaya pemantauan kehadirannya.
Hal ini disebabkan hilangnya habitat hutan, penangkapan liar, serta daerah dan populasi di mana hewan ini ditemukan sangat terbatas.
Macan tutul jawa dievaluasikan sebagai kritis sejak 2007 di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I.
"Satwa ini dilindungi di Indonesia, yang tercantum di dalam UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999," Budi menambahkan.
Macan tutul jawa mempunyai kelebihan dibanding macan tutul lainnya. Secara fisik ukuran macan tutul jawa paling kecil, namun indera penglihatan dan penciumannya paling tajam.
Subspesies ini pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengkilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya terang.
Bulu hitam macan kumbang sangat membantu beradaptasi dengan habitat hutan lebat dan gelap. Macan kumbang betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Budi menjelaskan macan tutul jawa termasuk jenis soliter dan nocturnal. Hewan ini bergerak sendirian kecuali pada musim kawin serta lebih aktif berburu mangsa di malam hari.
"Sebagian besar populasi macan tutul dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, meski di semua taman nasional di Jawa dilaporkan pernah ditemukan hewan ini, mulai dari Ujung Kulon hingga Baluran," ia menerangkan.
Macan tutul jawa atau macan kumbang umumnya merupakan salah satu subspesies macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa.
Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang). Frekuensi macan kumbang di hutan terpantau relatif tinggi.
Perbedaan warna ini terjadi karena adanya satu alel resesif yang dimiliki hewan ini yang menyebabkan bulunya berubah menjadi hitam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.