Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dihabisi 4 Pemuda Mabuk, Leonaris Tak Bisa Wujudkan Antar Anak Sekolah

Tak ada hal aneh saat melakukan panggilan ke Leonaris pada malam itu yang membahas mengenai pekerjaan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dihabisi 4 Pemuda Mabuk, Leonaris Tak Bisa Wujudkan Antar Anak Sekolah
bangka pos
Tersangka saat digiring polisi 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Keinginan Leonaris Sihombing mengantar anaknya ke sekolah taman kanak-kanak (TK) kandas.

Dia lebih dulu dijemput ajal, meninggalkan istri dan anaknya.

Keluarga menilai Leonaris tipe pria pekerja keras.

Bobi, kakak Leonaris Sihombing, mengatakan pihak keluarga tak menuntut banyak.

Keluarga, katanya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada polisi.

"Kalau dari kami semua serahin ke proses hukum, tentu dengan hukum yang sesuai, kami tidak terlalu memaksakan, hanya pengen seadil-adilnya saja," kata Bobi di Polsek Simpangkatis, Rabu (12/7/2017).

Bobi menceritakan ada satu keinginan korban yang belum tercapai hingga ajal menjemput.

Berita Rekomendasi

Keinginan ini ialah mengantar anaknya duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Menurutnya, Leonaris adalah pekerja keras. Hal itu dilakukan untuk mencari biaya anaknya bersekolah.

"Anak korban ada satu, umurnya lima tahun, sudah masuk sekolah, beliau kerja keras sampai malam itu untuk sekolah anak," ujarnya.

Sebelum meninggal dunia, Bobi menceritakan sempat menelpon adiknya sekitar pukul 20.30 WIB.

Tak ada hal aneh saat melakukan panggilan ke Leonaris pada malam itu yang membahas mengenai pekerjaan.

"Saya kontek jam dengah sembilan, dia minta orang untuk kerja baja ringan doang, itu pun sudah diberangkatkan malam minggu itu juga, memang setibanya orang kerja disini calon bosnya sudah tidak ada," katanya.

Bobi menjelaskan mengenai waktu kematian korban, menurutnya sekitar pukul 01.20 tengah malam, Leonaris sempat berkomunikasi dengan anak buahnya yang lain

"Jam segitu masih komunikasi dengan anak buahnya yang di bogor, katanya waktu komunikasi sempat terputus, tidak ada hal yang aneh atau suara ribut-ribut, waktu komukasi sempat terputus sekitar setengah jam dari situ HP-nya mati, lalu anak buahnya tersebut mencoba menelpon ladi namun HP sudah tidak aktif, dia pikir mungkin karena sudah malam jadi tidak diangkat lagi, jadi dia tidak nelpon lagi," paparnya.

Dipindahkan ke Polres

Pertemuan antara keluarga Leonaris Sihombing dan terduga pelaku di Polsek Simpangkatis, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah, membuat polisi waspada.

Setelah mengarahkan kedua keluarga ke balai yang ada di sebelah Polsek, Kapolres Bangka Tengah, AKBP Frenky Yusandi memindahkan empat terduga pelaku ke kantor Polres Bangka Tengah.

"Kasus ini selanjutnya ditangani oleh Sat Reskrim Polres Bangka Tengah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Frenky di Polsek Simpangkatis, Rabu (12/7).

Sebelumnya, Frenky menenangkan keluarga Leonaris yang datang ke Polsek untuk melihat empat terduga pelaku.

Dia berharap keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada polisi.

"Yang sabar saja yah bapak-bapak yang penting kita bersyukur kasus ini bisa terungkap dan biar kami yang tangani proses hukumya," ujarnya.

Lebih lanjut Frenky menyebut tewasnya Leonaris diduga dipicu pengaruh minuman beralkohol atau minuman keras.

Hal ini menurut Frenky memprihatinkan.

"Lagi-lagi miras menjadi pemicu tindak kriminal sudah saya katakan bahwa mengkonsumsi miras tidak ada manfaatnya ini kembali menjadi contohnya," kata Frenky. (die)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas