Pakde Karwo Tawarkan Investasi Geothermal Bagi Pebisnis Turki
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo (Pakde Karwo) menawarkan investasi geothermal bagi pebisnis Turki.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo (Pakde Karwo) menawarkan investasi geothermal bagi pebisnis Turki.
Geothermal perlu dikembangkan untuk pengembangan listrik dan energi bagi industri di Pulau Jawa.
Penawaran investasi tersebut disampaikannya saat menerima Dubes Turki untuk Indonesia Mehmet Kadri Sander Gurbuz di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (13/7/2017).
Pakde Karwo menjelaskan, Negara Turki memiliki perusahaan-perusahaan yang berpengalaman mengelola energi geothermal.
Bahkan sebelumnya, salah satu perusahaan dari Turki memiliki ketertarikan untuk berinvestasi geothermal di Gunung Arjuno dan Welirang.
"Kami mempunyai pengalaman kedatangan investor Turki yang akan investasi geothermal di Jatim. Saya harap investasi ini bisa dilanjutkan dan ditindaklanjuti," ujar Pakde Karwo.
Ia menerangkan, terdapat titik-titik yang berpotensi menghasilkan geothermal di beberapa pegunungan di Jatim seperti di Pegunungan Arjuna, Pegunungan Welirang, Gunung Lawu, Gunung Ijen dan Gunung Argopuro. Potensi yang bisa dihasilkan dari geothermal mencapai 3.200 Megawatt.
Di hadapan Dubes Turki Sander Gurbuz, Pakde Karwo mengatakan, Jatim sudah memiliki hubungan ekonomi perdagangan dengan Turki.
Pada tahun 2016, perdagangan Jatim dengan Turki mengalami surplus 22,58 juta dollar AS. Dengan rincian ekspor mencapai 93,50 juta dollar AS dan impor mencapai 70,92 juta dollar AS.
Dalam kinerja perdagangan Jatim-Turki kurun waktu 2013 hingga Februari 2017, lanjut Pakde Karwo, Jatim hanya mengalami defisit pada tahun 2015 yakni -12,77 juta dollar AS.
Sedangkan pada Februari 2017, perdagangan Jatim-Turki surplus 7,71 juta dollar AS.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, komoditas utama non migas Jatim yang diekspor ke Turki yakni lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, serat staple buatan, bahan kimia organic, serta kayu dan barang dari kayu.
Sedangkan komoditas utama non migas Jatim yang diimpor dari Turki antara lain bahan kimia anorganik, mesin-mesin/pesawat mekanik, hasil penggilingan tembakau, buah-buahan, serta garam, belerang dan kapur.
Menurutnya Pakde Karwo, masyarakat Indonesia sejak dulu, sudah dekat dengan Turki. Kerjasama Bilateral Indonesia-Turki sudah terjalin dengan baik.
Politik keislaman, kebudayaan, industri dan ekonomi sudah mengenal baik. Untuk itu, diharapkan Turki bisa memperkuat kembali hubungan dengan Indonesia, khususnya Jatim.