41,08 Persen Pelajar di Tanjung Balai Terpapar Narkoba
Dari data yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Indonesia, narkoba kini mulai meracuni kalangan pelajar.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Maraknya peredaran narkoba di Indonesia seakan tak terbendung oleh aparat penegak hukum.
Meski saban hari ada saja para pengedar dan bandar yang tertangkap, namun peredaran narkoba seolah tak bisa dibasmi, bahkan zat berbahaya ini menyebar bak virus.
Yang kian mengkhawatirkan, dari data yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Indonesia, narkoba kini mulai meracuni kalangan pelajar.
Berdasarkan survei yang dilakukan Quick Investigator Team Komnas Anak, rata-rata siswa SMP hingga SMA di Indonesia sudah terpapar narkoba.
"Seperti contoh di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Dari data yang dihimpun tim Investigator bekerjasama dengan BNN Kota Tanjung Balai, jumlah pelajar yang terpapar narkoba itu mencapai 41,08 persen dari 9.780 siswa/i," kata Ketua Umum Komnas PA Indonesia, Arist Merdeka Sirait kepada Tribun Medan, Senin (17/7/2017).
Baca: Polisi Kantongi Ormas-ormas Anti-Pancasila yang Layak Dibubarkan
Pria kelahiran Siantar ini mengatakan, dari uji tes urine terhadap 300 siswa/i di 10 SMK dan satu sekolah akademi di Kota Tanjung Balai, petugas BNN menemukan hanya satu sekolah SMK saja yang steril.
Artinya, tingkat pengguna narkoba di kalangan pelajar kian mengkhawatirkan dan perlu adanya pengawasan bagi orangtua dan pihak sekolah.
"Banyak anak yang bahkan dimanfaatkan para bandar dan pengedar untuk menjual narkoba di lingkungan sekolah. Biasanya, alur peredaran narkoba di tingkat sekolah dilakukan toilet, atau di kantin pada saat jam-jam istirahat," ungkap Arist melalui aplikasi WhatsApp.
Jelang Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2017 mendatang, Arist berharap masalah narkoba di kalangan pelajar harus menjadi pembahasan serius semua pihak.
Orangtua dan pihak sekolah harus sama-sama mencari solusi bagaimana keluarga menjadi kunci pemberantasan narkoba.
"Inilah kenapa di beberapa Lapas anak banyak sekali usia produktif ditahan karena terjerat narkoba. Untuk mengantisipasi masalah ini, keluarga dan sekolah harus memberikan pemahaman dampak dan bahaya narkoba itu sendiri," pungkas Arist. (Ray/tribun-medan.com)