Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Miskin Tak Sanggup Menebus, Puluhan Karung Beras Menumpuk di Kantor Desa

Penyaluran beras sejahtera (rastra) yang sempat tersendat pada awal 2017 ini memicu persoalan baru di kantor desa di Kabupaten Jembrana, Bali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Miskin Tak Sanggup Menebus, Puluhan Karung Beras Menumpuk di Kantor Desa
Tribun Bali/I Gede Jaka Santhosa
Kondisi puluhan karung rastra yang menumpuk di Kantor Desa Mendoyo Dangin Tukad karena tak mampu ditebus KPM, Senin (17/7/2017). TRIBUN BALI/I GEDE JAKA SANTHOSA 

TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Penyaluran beras sejahtera (rastra) yang sempat tersendat pada awal 2017 ini memicu persoalan baru di kantor desa di Kabupaten Jembrana, Bali.

Seperti yang terjadi di Kantor Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, puluhan karung rastra menumpuk di sudut ruangan lantaran warga yang belum mampu menebusnya berbulan-bulan.

Pantauan Tribun Bali, Senin (17/7/2017), puluhan karung rastra di Kantor Desa Mendoyo Dangin Tukad ini menumpuk di pojok barat lantai satu.

Petugas desa menyebutkan, beras untuk keluarga kurang mampu ini tak kunjung diambil selama berbulan-bulan karena warga yang bersangkutan tak memiliki uang untuk menebusnya.

"Harga Rp 24.000 per karung, tetapi kalau jatah rastra itu tersendat selama empat bulan sebelumnya, terus tiba-tiba warga menebusnya sekalian susah juga," jelas I Gusti Agung Kade Bambang Sumitra, Perbekel Mendoyo Dangin Tukad, kemarin.

Menurut Bambang, jumlah warga kurang mampu yang berhak atas rastra ini atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayahnya mencapai 79 kepala keluarga (KK).

Pihaknya juga sudah melangsungkan jemput bola di masing-masing banjar guna memaksimalkan penyaluran rastra ini.

Berita Rekomendasi

Namun, puluhan KPM rastra ini mengaku belum memiliki uang yang cukup untuk menebus jatah rastra ini ketika didatangi petugas desa.

Kondisi ini, sudah terjadi sejak April 2017 lalu. Penyebabnya yaitu karena pendistribusian rastra ini sempat tersendat pada Januari hingga April 2017 lalu sehingga ketika rastra ini datang, KPM hanya mampu menebusnya satu hingga dua karung.

Bahkan, ada sejumlah KK yang belum mampu menebus rastra ini selama tiga bulan lamanya sehingga jatah rastranya menumpuk dengan rastra warga lainnya di kantor desa.

Saat ini, pihaknya memikirkan solusi mendistribusikan sisa rastra ini agar tak menumpuk di kantor desa.

Sebelumnya, pihaknya menempuh kebijakan dengan menetapkan titik penyaluran rastra ini di kantor desa dari sebelumnya yang ditangani masing-masing banjar.

"Sebelumnya memang lancar, tapi sekarang agak tersendat karena keterlambatan dropping dari Januari lalu. Di sisi lain kami juga harus bayar cash ke Bulog dan kalau rastra ini dibiarkan terlalu lama menumpuk nanti agak jelek kualitasnya," tandas Bambang.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas