Tragis, Kakek Buta dan Nenek Lumpuh di Bangkalan Tewas Terpanggang di Rumahnya
Tragis benar nasib pasangan renta, H Ayub (85) dan Hj Sitiyah (75), warga Desa Tanagurah Timur, Kecamatan Sepulu, Bangkalan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Tragis benar nasib pasangan renta, H Ayub (85) dan Hj Sitiyah (75), warga Desa Tanagurah Timur, Kecamatan Sepulu, Bangkalan.
Keduanya tewas mengenaskan setelah rumahnya ludes terbakar, Kamis (20/7/2017). H Ayub tuna netra, sementara istrinya lumpuh karena termakan usia.
Kebakaran rumah berdinding bambu dan tiang berbahan kayu itu menyita perhatian para tetangga.
Termasuk putrinya Hj Zaimah (48) yang tinggal berdekatan dengan kedua korban.
Mereka tinggal dalam satu bidang tanah, namun tidak tinggal dalam satu atap.
"Anak angkatnya tinggal berdekatan, namun tidak satu rumah. Rumah korban berada di belakang rumah anaknya, bersebelahan dengan kandang ayam potong," ungkap Camat Sepulu, Hadari.
Ia membenarkan jika kondisi korban H Ayub yang tuna netra. Sedang isrtinya mengalami kelumpuhan.
Mereka terjebak di tengah api yang dengan cepat membakar seluruh tempat tinggal mereka.
"Kejadian sekitar pukul 06.00. Anaknya pun tak sempat memadamkan karena api seketika langsung membesar. Padahal, korban dan anaknya tinggal berdekatan meski tidak satu rumah," jelas Hadari.
Dalam kesehariannya, lanjutnya, kedua pasutri itu selalu menggunakan lampu oblek yang terbuat dari kaleng susu dilengkapi sumbu.
"informasi dari tetangga, lampu oblek itu diletakkan dalam kamar. Kemungkinan besar begitu karena api berasal dari dalam rumah," pungkasnya.
Hal senada diungkapkan Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Anton Widodo.
Kedua pasangan itu masih gemar membuat lampu oblek dan digunakan saat malam hari kendati beberapa bagian sudut rumahnya sudah teraliri listrik.
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran. Apakah berasal dari lampu oblek atau dari arus pendek listrik," ungkap Anton.
Hal itu dikarenakan, keberadaan lampu oblek yang diduga kuat menjadi penyebab kebakaran sudah tidak terdeteksi karena tertimpa reruntuhan bangunan.
"Kami bawa beberap sample dari lokasi kebakaran untuk diuji di laboratorium forensik Polda Jatim," pungkasnya.
Kedua korban dimakam lantaran pihak keluarga menolak ilakukan visum.