Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miris, Ada 11 Bayi di Kabupaten Semarang Positif HIV/AIDS, Lima di Antaranya Meninggal Dunia

Sebanyak 60 orang terinvensi virus HIV/Aids di Kabupaten Semarang dikarenakan perilaku seks yang menyimpang.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Miris, Ada 11 Bayi di Kabupaten Semarang Positif HIV/AIDS, Lima di Antaranya Meninggal Dunia
net
HIV 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Sebanyak 60 orang terinvensi virus HIV/Aids di Kabupaten Semarang dikarenakan perilaku seks yang menyimpang.

Hal tersebut dipaparkan oleh pendiri Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Melati, Sunaryono.

KDS Melati ini merupakan organisasi yang aktif mendampingi penderita HIV/Aids di Kabupaten Semarang.

"Sejak berdiri tahun 2013, KDS Melati menemukan 380 orang Odha (orang dengan HIV/Aids) di Kabupaten Semarang. Dari jumlah tersebut, 60 orang dikarenakan perilaku seks yang menyimpang," kata Sunaryono, Minggu (23/7/2017).

Sunaryono menjelaskan perilaku seks menyimpang yakni lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau yang kerap disingkat LGBT.

"LGBT masih ngetren hingga sekarang, dan kami terus melakukan pendampingan supaya para pelaku LGBT ini sadar dan tidak melakukan hal tersebut karena akibatnya sangat berbahaya," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Sunaryo juga ingin para Odha patuh kepada enam program pendampingan yang diberlakukan di KDS Melati.

Enam program tersebut yakni, Odha harus percaya diri saat menerima hasil laboratorium yang menyatakan telah terinfeksi HIV/AIDS.

Setelah menerima hasil laboratorium, maka Odha jangan sampai menularkan penyakit tersebut serta melakukan seks yang aman, dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Hal itu mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Misalnya saja Odha tersebut adalah seorang PSK (pekerja seks komersial), dan kami menghimbau pakai kondom namun kami tidak bisa mengawasi sampai sana," papar pensiunan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang ini.

Perilaku hidup sehat dan bersih ini, dikatakannya, Odha wajib menggunakan jamban dan air bersih, terbebas dari sampah, tidak boleh stress, serta rutin berolahraga.

Selain melakukan pendampingan kepada Odha, Sunaryono menyebut KDS Melati pada tahun 2016 telah melakukan pengecekan kepada enam orang bayi yang lahir dari Odha.

Sebelum dilahirkan, maka pihaknya menerapkan pencegahan penularan ibu ke anak (PPIA) di awal masa kehamilan.

Hasilnya lima dari enam bayi yang dilahirkan oleh Odha setelah dicek laboratorium dinyatakan tidak tertular virus HIV/AIDS.

"Kalau tidak mengikuti program tadi pasti (bayinya) positif. Yang lahir pada 2017 ini ada dua bayi. Apabila ditotal sejak 2009 saya sudah mendampingi 22 orang bayi, yang positif 11 atau separohnya, sedangkan 11 bayi positif dan lima diantaranya meninggal dunia," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas