Polisi Khawatir Bom Ikan dan Detonator untuk Mencari Ikan Digunakan Pelaku Teror
Polda Sulsel khawatir maraknya bahan peledak dan detonator yang dipakai nelayan untuk mencari ikan juga digunakan pelaku teror.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, PANGKEP - Aparat gabungan Polda Sulawesi Selatan membongkar jaringan kelompok diduga pemasok bahan peledak ikan lintas daerah.
Dari 15 pelaku dari empt lokasi polisi mengamankan barang bukti meliptui sekitar tiga ton bahan peledak dan ribuan detonator.
Bahan peledak tersebut merupakan amonium nitrat yang dikemas dalam 121 sak dan sejumlah karung dan 1.299 butir detonator sebagai alat picu ledak, serta beberapa peledak ikan siap pakai yang dirakit dengan botol.
Polisi khawatir alat peledak tak hanya beredar di kalangan nelayan untuk mencari ikan, tapi juga dimanfaatkan lebih luas lagi sehingga menganggu keamanan masyarakat.
“Ini berdampak sangat luar biasa. Kalau dimanfaatkan untuk kegiatan terorisme bisa lebih berbahaya lagi,” kata Kapolda Sulsel Irjen Muktiono dalam ekspose kasus di Pangep, Senin, (24/7/2017).
Muktiono mengatakan bahan peledak umumnya digunakan nelayan karena cenderung mudah penggunaannya, dan hasil tangkapan jauh lebih besar dibandingkan cara biasanya.
Namun nelayan tak menyadari bahan peledak tersebut berdampak buruk bagi keindahan dan kehidupan biota laut.
“Pelakunya cukup merakit dengan botol. Diisi bahan amonium nitrat dan dipicu detonator, selanjutnya sudah bisa diledakkan,” kata Muktiono.
Untuk mencegah kekhawatiran akan digunakannya bahan peledak tersebut untuk hal-hal yang tak diinginkan, Polda Sulsel mengaku memperketat sistem pengamanan.
Ia juga berjanji mengusut tuntas jaringan pengguna bahan peledak hingga ke pemasoknya.
“Bersama pemerintah, kami juga aktif menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahayanya alat peledak, serta ancaman hukumannya,” ujar Muktiono.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.