Kisah Pemandu Karaoke yang Menolak Menari Striptis, Penghasilannya Rp 500 Ribu Semalam
Di tempat karaoke yang barada di kawasan Gampengrejo, setidaknya ada 11 room yang masing-masing ukurannya sekitar 3 meter x 3 meter.
Editor: Dewi Agustina
Tak sedikit yang menduga miras itu oplosan, karena harganya lebih murah dari harga asli yang di atas Rp 100.000.
Untuk memesannya berbeda dengan cara memesan minuman lain, seperti bir.
Belinya langsung ke kasir, sementara biaya lainnya dibayarkan seusai karaoke.
Pemesanan Vodka juga tak tertera di kuitansi. Kuat dugaan ini untuk menghindari aturan izin penjualan minuman keras.
Tim Surya sempat menyewa dua pemandu lagu di tempat tersebut. Sebut saja namanya Amanda dan Ratna.
Keduanya berusia di bawah 26 tahun. Saat dirayu untuk menari striptis di room, keduanya menolak.
"Tidak bisa," jawab Amanda.
Baca: Mewahnya Kehidupan Penari Striptis, Bisa Beli Mobil Ratusan Juta Rupiah hingga Nyicil Rumah
Saat ditanya tentang informasi tarian striptis di tempat-tempat karaoke, seperti yang ramai diberitakan sepekan ini, ia mengaku tak kaget. Hal tersebut dianggapnya sudah biasa.
Amanda sudah lebih dari setahun bekerja di sana. Saban hari, ia standby mulai pukul 21.00 WIB sampai tutup tempat karaoke pukul 01.00 WIB.
Tempat karaoke itu buka mulai siang hari. Jika hanya menemani nyanyi dan menerima saweran, ia mendapat Rp 500.000 semalam.
Namun, bukan berarti praktik prostitusi tidak ada. Jika ada kecocokan, kegiatan prostitusi bisa dilakukan di luar tempat karaoke.
"Tanggungan banyak. Kalau tanggungan banyak, membuat semangat kerja keras," kata single parent satu anak itu.
Sementara Ratna mengaku tak punya aktivitas lain di luar dunia malam.