Korban Crane Jatuh di Mekkah Tagih Janji Santunan
Ia menenteng selembar fotonya saat sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci tahun 2015 lalu.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Muh Harun Abdul Hamid (46) datang ke Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (27/7/2017) siang.
Abd Hamid datang saat 450 Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kota Makassar yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Makassar, sedang mengikuti penerimaan di Asrama Haji.
Tak Hanya Indira Soediro yang Lagi Heboh, Kepandaian Finalis Puteri Indonesia Ini Pikat Kementerian https://t.co/Xz9WZ6hTKN via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Ia menenteng selembar fotonya saat sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci tahun 2015 lalu.
Namun itu bukan foto biasa, saat difoto ia dalam keadaan terluka cukup parah, dengan pakaian ihramnya berwarna merah dilumuri darah.
Baca: Bukan Cinta Malaikat Diangkat dari Kisah Nyata: Dewi Amanda-Fachri Albar Lakoni Syuting di Mekah
Rupanya ia salah satu dari 12 orang asal Sulsel yang menjadi korban jatuhnya crane di Mekkah dua tahun lalu.
Abdul Hamid tertimpa material-material bangunan yang terhambur akibat crane jatuh itu, dan material itu mengenai tepat di kepalanya.
Abd Hamid mengatakan sudah dua tahun lebih ia menunggu janji dari Kerajaan Arab Saudi maupun pemerintah untuk mendapat santunan setelah jadi salah satu korban.
"Kami hanya menuntut apa yang menjadi hak kami sesuai janji Raja Arab Saudi, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan," kata dia.
Baca: Fadli Zon Tidak Setuju Dana Haji untuk Investasi Infrastruktur
Ia mengatakan, ingin meminta bantuan dari rombongan komisi 8 DPR RI yang kebetulan hadir untuk mengikuti penwrimaan JCH di Asrama Haji Sudiang.
"Kami ingin difasilitasi untuk ke Jakarta menemui Kedutaan Besar Arab Saudi, dan kalau bisa ke Arab Saudi langsung untuk mebagih janji," kata dia.
Sementara itu, salah satu anggota Komisi 8 DPR RI mengatakan keluhan dari para korban crane asal Indonesia ini sudah sering mereka terima.
"Kami sudah beberapa kali menyampaikan ke pemerintah, semoga nanti ada kejelasan," ujarnya.