Berkunjung Ke Pusat Konservasi Tuntong Laut di Aceh Tamiang
Hewan Tuntong Laut kini hampir punah. Keberadaannya saat ini diperkirakan hanya tersebar di perairan Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Hewan Tuntong Laut kini hampir punah. Keberadaannya saat ini diperkirakan hanya tersebar di perairan Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.
Menyadari kepunahan spesies kura-kura air tawar dan darat tersebut, tujuh orang yang tergabung di dalam Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia melakukan pelestarian atau konservasi Tuntong Laut.
Tribunnews.com berkesempatan mendatangi pusat konservasi Tuntong Laut tersebut yang berlokasi di Hutan Bakau, Rantau, Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (2/8/2017).
Perjalanan menuju ke pusat konservasi memakan waktu yang cukup lama. Memulai perjalanan dari Medan, Sumatera Utara, perjalanan menghabiskan waktu hingga lima jam. Pertama perjalanan dimulai melalui jalur darat.
Berangkat pukul 14.00 WIB, mobil melaju melalui kota Binjai, Kabupaten Langkat, Pangkalan Brandan, kemudian tiba di Kawasan Aceh Tamiang sekira pukul 18.00 WIB.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu motor dari Pusung Kapa, Kecamatan Seruway menuju ke pusat konservasi selama sejam.
Sesampainya di Pusat Konservasi sekira pukul 19.00, Tribunnews.com beserta rombongan langsung disambut oleh para pelaku Yayasan Satu Cita Lestari yang dipimpin oleh Abu Bakar dan 7 orang setempat.
Beruntungnya saat tiba Yayasan Satu Cita Lestari akan melepas seekor Tuntong Laut betina untuk dikembalikan ke perairan Tamiang setelah dirawat, karena saat ditemukan di perairan Aceh Tamiang kondisinya agak lemah.
Sebelum dilepas Tuntong betina dengan ciri batok kelapa berwarna hitam polos itu didata.
Dengan panjang badan 53 cm dan berat 18.10 kg, Tuntong betina tersebut diperkirakan sebagai Tuntong indukan dewasa.
Menurut Abu Bakar, indukan dewasa sekali bertelur bisa mencapai 25 butir.
"Telurnya sebesar telur bebek. Biasanya disimpan dalam lubang pasir sedalam 10-18 cm," ungkap Abu Bakar, Rabu (2/8/2017).
Usai didata, untuk memantau pergerakan Tuntong Laut ditempelkan microchip dengan kode 07071309 yang dipasang, dengan cara disuntikkan di kaki belakang sebelah kiri.
Sejak 2013 sampai saat ini, sudah ada 73 Tuntong betina dewasa telah dikembalikan ke habitatnya dan 1204 tuntong dilepasliarkan setelah ditetaskan.
Kegiatan pelestarian Tuntong laut oleh Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia itu didukung oleh BKSDA setempat dan PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field dalam program konservasi keanekaragaman hayati.
Sejak saat itu, kegiatan mereka tak terbatas pada patroli pengamanan dan penetasan telur, namun juga pembesaran dan pelepasan tukik, sosialisasi pelestarian satwa liar, pemantauan populasi dan penelitian genetika.