Dari Lereng Merbabu, Gubernur Ganjar Gencarkan Promosi Petik Tembakau
Takjub, itulah yang terucap ketika sampai di bukit obyek wisata Gancik Hill Top Selo, di Desa Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Takjub, itulah yang terucap ketika sampai di bukit obyek wisata Gancik Hill Top Selo, di Desa Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Pemandangan alam berupa Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, terlihat jelas dari lokasi yang ada di ketinggian lebih dari 1.800 mdpl itu.
Terlebih ketika sampai di lokasi ini sekitar pukul 05.00, maka dapat menyaksikan sunrise matahari terbit yang sinarnya perlahan menerangi hamparan tetumbuhan hijau, rumah-rumah penduduk, dan hamparan langit berwarna jingga. Udara yang sejuk dan bersih makin menambah suasana khas di kawasan pegunungan.
Di kompleks yang ada di lereng Gunung Merbabu ini, terdapat sejumlah instalasi penunjang wisata berupa gardu pandang dan lainnya.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung bisa berjalan kaki sekitar 20 menit dari permukiman penduduk, atau bisa juga ditempuh menggunakan sepeda motor melintasi jalur-jalur pertanian yang sudah dibeton.
Pada Kamis (3/8/2017) pagi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebelum memulai kegiatan kunjungan kerja di Boyolali dan sekitarnya, menyempatkan datang ke Gancik Hill Top Selo. Ia berharap, destinasi wisata ini bisa digencarkan lagi promosinya, pengelolaannya, dan penataan lansekapnya.
"Sisi artistiknya, kalau bisa dilibatkanlah para ahli lansekap dan desain ornamen agar lebih bagus dan jauh lebih menarik. Syukur kalau ada wahana misalnya flying fox, tracking, sehingga tidak statis tapi bisa dinamis," katanya saat sampai di lantai atas gardu pandang di area ini.
Selain itu, bisa dikembangkan lagi wisata perkebunan. Wisatawan diajak untuk menanam dan memanen tembakau, ini bisa jadi paket wisata yang menarik di tempat ini. Termasuk menyediakan fasilitas penunjang untuk wisatawan di area tersebut.
"Jadi kalau ada toilet, tempat parkir, bisa diatur melalui lansekap. Kalau penataan ruangnya bagus, instalasi bagus bangunannya juga sudah sesuai, akan tambah menarik. Jadi nggak hanya lihat pemandangan, tapi tempatnya juga menarik," katanya.
Untuk pengelolaan, Ganjar menyarankan agar dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar terkait pendanaan untuk pengembangannya ada sarananya. Melalui BUMDes, bisa memanfaatkan dana desa, jika masih kurang bisa meminjam bank ataupun kerjasama dengan perusahaan melalui program tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
"Sehingga BUMN bersinetgi sebenarnya itu bisa sangat membantu," ujarnya.