Kisah Sakeus, Bisa Kuliahkan Anak dan Beli Rumah dan Mobil dari Hasil Usaha 17 Tahun Jualan Koran
Di belakangnya juga ada koran berbagi merek tergantung pakai jepitan besi, yang dikaitkan ke paku di dinding.
Editor: Hendra Gunawan
Ia menandaskan jawaban, "Iya. Itu penghasilan bersih."
Ayah dua perempuan tersebut mengaku, jualan koran masih sangat layak ditekuni.
Ia terjun langsung ke bisnis distribusi eceran koran sejak 17 tahun silam, melanjutkan agen koran, bisnis yang dirintis S Pelawi dan N beru Milala, orangtuanya.
"Sebenarnya sejak kecil, saat usia enam tahun, saya sudah bantu ayah jualan koran. Saat itu, saya masih SD," katanya. Setelah menempuh pendidikan tinggi, Sakeus pernah berkeja di bank yang beroperasi di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.
Karier tertinggi yang sempat dia raih adalah Kepala Seksi Bank Danamon di Jalan Otto Iskandar Dinata, Bandung.
Ketika ayahnya mulai sakit-sakitan, ia memutuskan meninggalkan profesi bankir dan kembali ke Kabanjahe.
"Kita tahu kerja kantoran, itu-itu saja bukan. Kerja di bank misalnya, dalam setahun semua pekerjaan sudah dapat kita kuasai. Jadi bosan juga kerja di bank. Namanya karyawan, punya bos di kantor jadi terikat, tidak bisa sebebas ini ngobrol, sambil ngopi sambil kerja. Karena bosan, dan orangtua sakit-sakitan, saya teruskan usaha ini," ujar Sakeus, yang punya istri seorang wanita polisi berpangkat Komisaris Polisi, tugas di Bidang Bimbingan Masyarakat Polda Sumut. Penghasilan mereka lebih dari cukup, untuk ukuran orang biasa.
Ia telah membeli rumah lumayan di kompleks Villa Zeqita Residence Jalan Jamin Ginting, Medan.
Kemudian rumah toko (ruko) di Jalan Flamboyan Raya, Medan, beberapa lahan perladangan dan lahan enam hektare di seputar Kabupaten Karo.
"Semua rupiah itu didapat dari koran. Jangan dilebih-lebihkan, bukan bermaksud sombong, karena memang ada, itu semua hasil dari jualan koran," katanya.
Sakeus bercerita, lima tahun silam, keluarganya membeli rumah di salah satu kompleks terbilang elite di Jalan Jamin Ginting, Medan, seharga Rp 1,2 miliar.
"Kami mencicil, dan sekarang sudah lunas. Mungkin harganya sekarang Rp 3 miliaran," ujarnya.
Dua putrinya kini tengah menempuh pendidikan.
Si sulung mengikuti perkuliahan di Institiut Teknologi Bandung (ITB), dan bungsu duduk di bangku Kelas II SMA swasta di Medan.