Sebelum Tewas Dibunuh, Dewi Minta Abah Tak Bongkar Tenda Yasinan Meninggalnya Sang Kakek
Keluarga korban tidak menyangka Dewi akan pergi begitu cepat dengan cara yang kejam. Tewas dengan 16 luka tusuk di sekujur tubuhnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG -- Dewi Evi Afriyanti, korban pembunuhan sadis yang menggegerkan, sudah dimakamkan pihak keluarga di Pemakamam Umum Jalan Ratulangi, Penengahan Kedaton, Bandar Lampung, Jumat (3/3/2017).
Kepergian putri keempat enam bersaudara ini masih menyisakan luka bagi keluarga.
Keluarga korban tidak menyangka Dewi akan pergi begitu cepat dengan cara yang kejam. Tewas dengan 16 luka tusuk di sekujur tubuhnya.
Satu hari sebelum Dewi tewas dibunuh oleh pria yang diduga kekasihnya, ia sempat bersenda gurau dengan Andi Ferbriyanto, kakak pertamanya.
"Kami keluarga tidak ada firasat apapun, karena satu hari sebelum meninggal saya masih bertemu adik saya. Kami ngobrol, bercanda, biasa. Dia anaknya manja," ujar Andi saat ditemui Tribun di rumah duka di Jalan Ratulangi, Gang Bungsu, Jumat (3/3/2017).
Andi mengakui baru mengetahui ada pesan janggal disampaikan korban kepada ia dan ayahnya, saat di rumah menggelar pengajian memperingati dua tahun kepergian kakek mereka, Minggu (27/2), malam.
"Minggu malam kemarin, di rumah ada pengajian peringatan dua tahun meninggalnya kakek. Paginya dia bilang sama Abah, minta tenda bekas yasinan di depan rumah tak usah dibongkar biarin aja biar dingin katanya," tutur Andi.
Bahkan seusai acara pengajian, lanjut Andi, korban meminta dirinya tidak memindahkan lemari di ruangan tengah yang sempat digeser karena acara tersebut untuk dikembalikan ke tempat semula.
"Setelah pengajian kan mau beres-beres, dia (korban) bilang lemari itu tak usah dipindahin lagi, biarin aja di pinggir tembok, biar lapang," cerinta Andi.
Dewi Evi Afriyanti ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah kos bernomor 16 di Gang Gama 1, Kelurahan Tanjungsenang, Kamis (2/3).
Dewi ditemukan dalam kondisi berlumuran darah dan terdapat 16 tusukan di tubuh korban.
Kronologi pembantaian
Warga Gang Gama 1, Kelurahan Tanjungsenang, kemarin (2/3), geger. Seorang perempuan muda ditemukan tewas di sebuah kamar kos bernomor 16 di daerah tersebut.
Perempuan yang diketahui bernama Dewi Evi Aprianti (20) beralamat di Jalan Sam Ratulangi, Gang Bungsu, itu ditemukan dalam kondisi berlumuran darah dan terdapat 14 tusukan di tubuh korban.
Salah satu tetangga kos, Mayasari menuturkan, ia mendengar suara gaduh dari dalam kamar tempat korban ditemukan. "Suara orang berantem di dalam kamar itu," ujar Mayasari.
Ia lalu membangunkan penghuni kos lainnya. Penghuni kos lain pun keluar meminta bantuan. Tidak berapa lama, penghuni kamar nomor 16 bernama Deka keluar dan melarikan diri.
Seorang saksi mata, Jamil mengungkapkan, saat kejadian ia memang sedang berada di dalam kamar kos. Ia pun mendengar ada suara berantem dari dalam kamar 16.
Jamil juga mendengar teriakan Mayasari, penghuni kos lain. "Saya dengar Mayasari teriak-teriak makanya saya keluar dari kamar," ujarnya.
Saat itu Jamil mendekati kamar 16, asal suara. Ia melihat penghuni kamar 16 yaitu Deka berada di dalam kamar. Jamil berupaya masuk ke kamar namun dihalangi oleh Deka. Jamil lalu mengintip lewat jendela.
"Saya lihat tubuh perempuan tergeletak bersimbah darah dan badannya terlilit kabel," kata Jamil.
Deka lalu keluar dari dalam kamar dan mengunci kamar. Menurut Jamil, Deka melarangnya mendekati kamar dan meminta untuk diam. "Saya tidak berani mendekati Deka karena dia seperti membawa senjata di dalam pinggangnya. Deka lalu melarikan diri," terangnya. Setelah Deka pergi, warga datang dan mendobrak pintu kamar.
Sementara itu, Kamaludin, pemilik tempat kos mengutarakan, yang tinggal di kamar nomor 16 adalah Danil dan Deka. "Mereka kakak beradik. Tinggal di tempat kos ini baru beberapa bulan," ujar Kamaludin di tempat kejadian perkara. Kamaludin sendiri tidak mengetahui perempuan yang ditemukan tewas di kamar kos tersebut.
Dewa, salah satu siswa SMA Gajah Mada, membenarkan bahwa yang tinggal di kamar kos nomor 16 adalah teman mereka bernama Danil. Dewa menerangkan, Danil duduk di bangku kelas XI jurusan IPA. Pada hari kejadian, Dewa mengatakan, Danil terlihat di sekolah.
"Tadi dia ada di sekolah," ujarnya. Danil, menurut Dewa, adalah orang yang pintar dan berprestasi. Danil juga dikenal sebagai siswa yang jago main futsal. Tak lama dari kejadian, jenazah Dewi dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).
Sementara, Azwar, orangtua korban mengatakan, ia tidak punya firasat akan kepergian putri kedua dari lima bersaudara tersebut. Karena tadi pagi (kemarin pagi), putrinya masih bertemu, dan pamit hendak melamar kerja.
"Saya tidak ada firasat, tadi pagi sekitar jam 08.00 WIB, dia bilang mau lamar kerja, dia naik angkot. Saya gak tahu kalau dia pergi ke kosan temannya itu," kata Azwar ditemui awak media di ruang forensik RSUDAM, kemarin sore.
Menurut Azwar, teman putrinya yang diduga menjadi pelaku pembunuhan tersebut kerap bertandang ke rumahnya.
"Kalau benar dia pelakunya saya kenal, itu teman dekat anak saya, dia sering ke rumah. Anak saya itu sifatnya agak keras, kami belum tahu apa masalahnya, kalau benar pelakuknya dia (Deka), alangkah kejam," ungkap Azwar.
Pihak keluarga kata Azwar meminta aparat kepolisan segera mengungkap siapa pelakunya, jika tertangkap agar dihukum seberat-beratnya. "Kalau dia (Deka) memang pelakunya lahir batin saya gak akan pernah menerima maaf. Kami minta diungkap, dan pelaku dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.
Kehadiran kerabat korban di ruang forensik RSUDAM juga disertai tanggisan. Bahkan kerabat korban kebanyakan wanita tak sanggup menahan air mata, atas kepergian korban.
Petugas Forensik Instalasi IGD RSUDAM, Amri Tuah Manik mengatakan, hasil outopsi ada 14 luka tusukan dan luka gores di wajah. Sementara menurut pihak kepolisian, ada 16 tusukan terdiri 13 tusukan di punggung kiri, satu tusukan di samping perut kiri, satu di punggung tangan kiri, dan satu di sikut kiri.
Aparat kepolisian sudah mengantongi identitas tersangka pembunuhan Dewi Evi Aprianti (20). Kapolsek Kedaton Komisaris Bismark mengatakan, tersangka diduga adalah kekasih korban yang tinggal di tempat kos tempat Dewi ditemukan tewas.
"Kami menduga tersangka pembunuhannya adalah kekasih korban," ujar Bismark, Kamis (2/3/2017). Mengenai motif aparat kepolisian belum mengetahui. Bismark mengatakan, petugas masih mencari tersangka yang melarikan diri usai membunuh Dewi.
Bismark mengatakan, aparat mengetahui adanya pembunuhan dari laporan masyarakat melalui aplikasi SPIS. Petugas langsung mendatangi tempat kejadian perkara dan melihat korban sudah tewas bersimbah darah.
Bismark juga membenarkan bahwa mayat korban ditemukan di ruang tengah kamar kos dengan tubuh terlilit kabel dan luka tusuk di punggung. "Memang benar terlilit kabel. Mungkin karena korban melawan sehingga pelaku melilit kabel di tubuh korban," ujarnya.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan senjata tajam jenis pisau yang digunakan pelaku menusuk Dewi. Menurut Bismark, pisau tersebut berlumuran darah dan gagangnya terlepas.
Selain itu, polisi juga menyita kartu tanda penduduk (KTP) korban, surat lamaran kerja milik korban, kabel listrik yang melilit di tubuh korban dan beberapa barang lainnya yang ada di dalam kamar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.