Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Berkelamin Ganda, Desen: Aku Ini Lanang

Berambut cepak dengan tingkah yang aktif, menjadi tingkah laku Desen Pariansyah saat berada di kawasan RS Siloam Palembang untuk berobat

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bocah Berkelamin Ganda, Desen: Aku Ini Lanang
SRIPOKU.COM/WELLY HADINATA
Herlidi (35) bersama Desen (9), anaknya yang memiliki kelainan yakni kelamin ganda ketika ditemui saat akan ke berobat di RS Siloam Palembang, Kamis (10/8/2017) 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG ---Berambut cepak dengan tingkah yang aktif, menjadi tingkah laku Desen Pariansyah saat berada di kawasan RS Siloam Palembang untuk berobat, Kamis (10/8/2017).

Secara fisiknya, tidak ada hal yang aneh dari fisik luar Desen. Namun saat akan buang air kecil atau kencing, Desen terpaksa duduk untuk kencing.

"Aku ini Lanang kak," ujar Desen ketika ditanyai Sripoku.com.

Ditanyai Sripo untuk keseharainnya, Desen menjawab dengan polos dan tegas tanpa adanya rasa malu.

Dikarenakan Desen memang belum mengerti dengan kelainan yang dialaminya.

"Aku ini kelas 3 di SD Simpang Pancur. Aku sering diejek kalau kecing duduk, tapi aku cuma nangis be," ujar Desen yang tampak begitu polos.

Berita Rekomendasi

Berlari-lari di pintu masuk RS Siloam Palembang, Desen hanya tahu satu tujuan yakni hendak disunat.

Meskipun pihak keluarganya merasa khawatir dengan perkembangannya, Desen tetap ceria dengan aktifitas bermainnya.

"Kata bapak aku mau disunat. Aku tidak pernah bebala (berkelahi) kalau diomongin kencing duduk," ujar Desen.

Desen Pariansyah, bocah asal Desa Simpang Pancur Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan, mengalami hipospadia atau memiliki kelamin ganda.

Desen yang kini tercatat sebagai siswa kelas 3 SD, terlahir dari keluarga tidak mampu yang merupakan anak satu-satunya pasangan Herlidi (35) dan Buntalia (27).

Kedua orangtua Desen kesehariannya hanya sebagai buruh tani.

"Memang kami tahunya sejak Desen lahir, tapi selama kami hanya diam saja. Karena untuk berobat ke dokter butuh biaya, sedangkan saya hanya kerja upahan kebun (buruh tani) yang sehari-hari dapat Rp30 ribu," ujar Herlidi, orangtua Desen ketika akan berobat ke RS Siloam setelah akhirnya mendapatkan rujukan dari Dinkes Sumsel, Kamis (10/8/2017).

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas