Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napi Rutan Tebingtinggi Ini Terima Banyak Pesanan Miniatur Perahu Pinisi

Meski sedang menjalani hukuman di Rumah Tahanan (Rutan) Tebingtinggi, Kabupaten Empatlawang, tak menghalangi sejumlah narapidana menyalurkan jiwa senI

Editor: Sugiyarto
zoom-in Napi Rutan Tebingtinggi Ini Terima Banyak Pesanan Miniatur Perahu Pinisi
SRIPOKU.COM/AWIJAYA
Hasil karya napi di rutan di Tebingtinggi, Kamis (10/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, EMPATLAWANG -- Meski sedang menjalani hukuman di Rumah Tahanan (Rutan) Tebingtinggi, Kabupaten Empatlawang, tak menghalangi sejumlah narapidana menyalurkan jiwa seni yang mereka miliki.

Sejumlah karya seperti kursi bambu, patung hewan terbuat dari koran bekas, dan miniatur perahu layar dari bambu dikerjakan oleh napi.

Hasilnya bahkansudah mulai banyak dipesan oleh masyarakat dan pemda Empatlawang.

Sripoku.com diberi kesempatan melihat langsung pengerjaan dan hasil karya napi selama di rutan Tebingtinggi.

Tidak luput dengan pengawasan petugas Sipir di dalam rutan, para napi ini nampak mengerjakan sejumlah pesanan.

Kasubsi Pelayanan dan pengelolaan Rutan, Sukma Amri mengatakan, pembuatan karya oleh napi di mulai sejak Februari 2017.

Menurut Sukma kegiatan positif didalam rutan ini dikerjakan anak napi yang sudah memasuki masa pembinaan atau sudah masa maksimum sekurity.

BERITA REKOMENDASI

Hasil karya napi di rutan di Tebingtinggi, Kamis (10/8/2017). (SRIPOKU.COM/AWIJAYA)
Karya-karya ini bahkan sudah mulai dipesan masyarakat umum dan dari pemerintah daerah Empatlawang.

Untuk pembuatannya pihak petugas rutan menyiapkan langsung bahan yang akan digunakan.

Untuk kursi bambu dibutuhkan sekitar tiga hari untuk satu set, begitu juga dengan pembuatan kapal layar miniatur memerlukan waktu dua sampai tiga hari.

Biasanya satu miniatur perahu layar jenis Pinisi dijual seharga Rp 200 ribu sedangkan kursi satu set Rp 600 ribu.

"Selain menyalurkan bakat mereka, ini menjadi keahlian setelah keluar nantinya


Sekarang mereka mengerjakan pesanan Pemkab 15 set kursi bambu," terangnya.

Sripoku.com tertarik dengan kesibukan dua napi yang sibuk meraut bambu dan mengukur agar lebih tipis, Reki dan Anto.

Keduanya mengerjakan pembuatan miniatur perahu layar.

Dikatakan Reki, untuk satu miniatur perahu layar jenis Pinisi yang mereka buat bisa dua sampai tiga hari.

Tidak hanya perahu layar Pinisi, mereka juga bisa membuat jenis perahu yang biasa digunakan nelayan.

"Yang lama itu proses pengeringan bahannya dari bambu, sebelum di tempel itu harus kering dulu agar tahan, setelah itu di pelitur," kata Reki.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas