Meninggal Jelang Upacara HUT RI, Paskibra Ini Derita Gondok Beracun
Suasana duka masih terasa atas meninggalnya Aritya Syamsudin, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Mangkutana, Luwu Timur, Sulsel.
Editor: Ferdinand Waskita
Keluarga menuruti dan membelikan Aritya sepatu dan dibawa ke kamar tempatnya dirawat.
"Kebetulan almarhumah coba itu sepatu diatas ranjang," ujar Syam dengan mata berkaca-kaca.
Semasa hidup, Aritya yang bercita-cita menjadi dokter dan Polwan adalah anak penurut kepada kedua orang tuanya.
Ia punya kemauan besar dan tekad kuat.
"Dia (Aritya) bilang kalau masuk SMA mau jadi anggota Paskibra kecamatan, setelah itu kabupaten dan mengupayakan tembus jadi paskibra provinsi," tambah Staf Kantor Camat Mangkuta ini.
Aritya anak terakhir dari dua bersaudara, pasangan Syamsudin Losong dan Syamsia.
Saudara perempuannya bernama Kiki Alfira Syamsudin yang sudah berkeluarga.
Baca: Pertemuan SBY dan Megawati Dinilai Hanya Menguntungkan Keduanya
Ditanya soal riwayat penyakit anaknya, Syam mengatakan Aritya tidak punya riwayat penyakit.
"Cuma itu malam batuk dan sesak ki lalu dibawa ke rumah sakit untuk dirawat," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan anggota Paskibra Mangkutana berseragam paskibra menggotong dan mengiringi keranda almarhumah menuju tempat pemakaman.
Rasa haru dan tangis sesama anggota paskibra, teman, sahabat dan keluarga Aritya mengiringi proses pemakaman, Selasa (15/8/2017). (Ivan Ismar)
Artikel ini sudah tayang di Tribun Timur dengan judul: Sebelum Meninggal Jelang HUT RI, Paskibra Luwu Timur Ini Pakai Seragamnya