Ini Pantangan dan Mitos Bagi Pendaki Bukit Maras
Cerita tentang naga, bulu perindu dan atok putih menghiasi keunikan dan keindahan Bukit Maras
Editor: Eko Sutriyanto
Bukit Maras di Desa Berbura Kecamatan Riausilip. Foto dari Dusun Bernai Desa Berbura, Selasa (22/8/2017). (bangkapos/riyadi)
Atok Putih
Warga setempat menyebutnya bukit Pasir Putih lantaran sering melihat ada benda putih di bukit tersebut.
"Sering ada penampakan benda putih atau orang nyebutnya atok putih," ungkap salah seorang warga Buhir saat memantau kebakaran yang melanda Bukit Pasir Putih di tahun lalu.
Di Bukit Maras sendiri disebut-sebut ada benda ajaib bernama buluh perindu hingga hewan buas yang disebut cindai dan beragam mitos lainnya.
Baca: Wajah Seperti Ini Kesukaan Pria hingga 5 Bentuk Wajah yang Tak Kepikiran Pernah Ada di Bumi
Tips ke Bukit Maras
Jika Anda ingin mendaki ke puncak Bukit Maras di Desa Berberura Kecamatan Riausilip, gunakanlah jalur atau rute dari Dusun Buhir desa setempat.
Jalur Buhir-Puncak, dimulai dari depan lapangan bola Buhir, ke arah jalur pipa Pam, belok kanan untuk menuju puncak.
Ketika tiba di pos satu, pendaki bisa istirahat di bukit Semut atau Bukit Meruyan.
Jika pendakian dilanjutkan, akan melintasi Pos dua Tembikar, setelah itu baru puncak.
Jalur Buhir jalur paling aman, ikuti rute yang jalannya sudah licin, karena sudah lama dirintis dan jalur Buhir paling sering digunakan sebagai jalur pendakian.
Lama pendakian sampai ke puncak, sekitar 3-4 jam.
Kalau lewat jalur pendakian dari Rambang, itu tidak bisa dilakukan, karena jalur tersebut sudah ditutup.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.