Tenda Tempat Mbah Fanani Bertapa Kini Dipasang Pagar Besi
Meski telah kembali ke Gunung Dieng, pada Mei 2017, Mbah Fanani ternyata masih terancam dijemput kembali dari ruang pertapaannya.
Editor: Dewi Agustina
Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono mengatakan, pemasangan pintu pagar pada tenda Mbah Fanani atas inisiatif keluarga Mbah Fanani di Cirebon.
"Keluarga berinisiatif agar tenda dikasih pengaman," katanya, Jumat (25/8/2017).
Pagar besi itu satu-satunya tambahan bangunan di ruang pertapaan Mbah Fanani. Selebihnya, termasuk fisik tenda dibiarkan apa adanya.
Menurut Slamet, pemasangan pagar besi di ruang pertapaan Mbah Fanani untuk menjaga ketenangan si Mbah dalam bersemedi.
Pamasangan pengaman itu sebagai bentuk kepedulian keluarga terhadap keselamatan Mbah Fanani agar tak lagi diganggu oleh oknum tak bertanggung jawab, yang ingin memanfaatkan sang petapa untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Meski pintu dipagar, masyarakat masih diperbolehkan menjenguk Mbah Fanani. Pintu pagar hanya ditutup saat jam istirahat pada malam hari.
Baca: Penjelasan BMKG terkait Kabut yang Menyelimuti Yogyakarta
"Hanya ditutup malam hari. Itu kan untuk keamanan saja," katanya.
Peristiwa penjemputan Mbah Fanani oleh orang yang sempat mengaku keluarganya itu memberikan pelajaran berharga bagi warga sekitar.
Menurut Slamet, saat penjemputan Mbah Fanani dulu, warga tak kuasa menahan karena percaya yang menjemput adalah keluarganya.
Sekarang, masyarakat jadi tahu siapa keluarga Mbah Fanani sebenarnya. Warga pun jadi lebih sigap jika ada pihak yang melakukan penjemputan paksa terhadap pertapa itu.
"Meski sudah kami anggap warga sendiri, kami tidak tahu asal usulnya karena beliau tidak mau bicara. Sehingga saat dijemput orang yang mengaku keluarga ya tidak ada yang berani melarang," katanya. (Tribun Jateng, Khoirul Muzakki)