Sri Winarti Sempat Minta Tolong Sang Suami Sebelum Peluru Perampok Menewaskannya
Sutarno tak menyangka para perampok tega menghabisi menantunya, dan melukai putranya pada Selasa (29/8/2017) lalu.
Editor: Dewi Agustina
Saat itulah, pikirannya mulai kacau. Ia pun mengaku tubuhnya gemetar saat memikirkan kondisi anak dan menantunya.
"Saya sudah di SK II, kata yang telepon korban sudah dibawa ke rumah. Saya langsung gemetar memikirkan kondisi mereka. Tapi begitu sampai rumah kok gak ada orang. Ternyata jenazah dibawa ke puskesmas untuk didata oleh polisi," ujarnya.
Baca: Buwas: Seikhlasnya Saja Buat Anak, Oke Rp 64 Miliar dari Es Dawet
Sutarno menuturkan, tak ada firasat sebelumnya tentang musibah yang dialami anak dan menantunya tersebut.
Pada hari nahas itu, Sudarno dan Sri berangkat kerja seperti biasa, yakni berboncengan menggunakan sepeda motor.
Keduanya bekerja sebagai karyawan pabrik pengolahan tapioka di Seputih Surabaya.
"Mereka tidak pernah punya masalah apa-apa. Di tempat kerja juga tak pernah mengeluh ada masalah," katanya.
"Tapi, saya sekarang ini sudah ikhlas dengan musibah ini," imbuhnya.
Pengakuan Korban
Maryono, adik Sudarno, berharap kepolisian bisa mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan dan perampokan itu.
"Ini sangat kejam. Mereka sudah merampok tetapi tetap menembak. Semoga saja hukuman yang mereka lakukan dapat balasan setimpal," ujar Maryono.
Ia mengaku saat ini sudah berkomunikasi dengan sang kakak.
Berdasarkan keterangan Sudarno, keduanya saat itu membawa uang perusahaan.
Di tengah perjalanan, motor yang mereka kendarai tiba-tiba dihentikan oleh pelaku yang mengendarai motor Kawasaki KLX warna hijau.
Pelaku langsung mengeluarkan senjata api dan meminta tas yang dibawa Sri Winarti.