Kisah Kakek Berusia 80 Tahun, Uang Dagangan Sapu Lidi Dicuri Padahal Harus Biayai Anak Sampai Cucu
Abah Oleh (80) tampak duduk melamun di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di seberang kantor BPR KS.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Abah Oleh (80) tampak duduk melamun di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di seberang kantor BPR KS.
Uang Abah Oleh sebesar Rp 130 ribu hasil jerih payahnya menjual sapu lidi dicuri orang tak bertanggung jawab.
Kakinya menjuntai lemas sementara kepalanya menunduk, sesekali Abah Oleh menyentuh barang dagangannya satu per satu dengan tangan keriputnya.
Abah Oleh tidak tahu siapa yang mengambil uangnya karena dirinya tidak bisa melihat.
Kedua mata kedua kakek itu buta sejak lahir.
Baca: Ini Jawaban Buwas Ditanya Soal Senjata Api yang Tewaskan Pegawai BNN Cantik
"Saya teh bingung, nanti pasti saya dicari oleh yang punya sapu, saya bingung harus bagaimana," ujar Abah Oleh.
Sesekali Abah Oleh mengusap keringat yang menetes di dahinya menggunakan kemeja birunya yang telah lusuh dan kotor.
Tangannya meraba-raba barang dagangannya, berusaha mengetahui jumlah sisa sapu lidi jualannya yang belum terjual.
Jumlahnya tinggal tujuh, tidak akan cukup menutupi jumlah uang yang hilang yang seharusnya diberikan pada pemilik sapu.
Tentu saja tak akan cukup, satu sapu hanya dihargai sebesar Rp 7.500.
Baca: Pencuri Motor Ditembak Gara-gara Coba Kabur dengan Gigit Tangan Polisi
Setiap hasil penjualan satu, Rp 5.000 untuk pemilik sapu dan Rp 2.500 untuk biaya makannya.
"Mungkin saya akan jual ayam saya satu-satunya untuk menutupi uang yang hilang," katanya lirih ketika ditanya apa yang akan dilakukannya