Politisi Cantik Ini Nilai Samarinda Kurang Indah Sebagai Ibu Kota Kaltim
Politisi PSI ini menilai, Samarinda seharusnya bisa lebih baik dari Balikpapan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Politisi muda asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany Alatas berkesempatan datang ke Samarinda.
Aganda wanita perparas cantik itu, yakni menjadi salah satu pembicara pada seminar nasional yang berlangsung di aula Makorem, 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), Rabu (6/9/2017).
Dikenal cukup kritis, Tsamara tak lupa mengkritisi Samarinda sebagai ibu kota Kaltim.
Dia menilai, Samarinda seharusnya bisa lebih baik dari Balikpapan.
Baca: Ini Dia Tsamara Amany Alatas, Politikus Muda yang Punya Cita-cita jadi Gubernur DKI Jakarta
Dia sempat terkejut, ketika mengetahui bandara internasional tidak ada di Samarinda.
Bahkan, sejumlah gedung pemerintahan, lembaga negara, termasuk markas militer (Kodam), adanya di Balikpapan.
"Ironis ya, Samarinda sebagai ibu kota seharusnya bisa lebih baik dari daerah lainnya," ucapnya, Rabu (6/9/2017).
"Padahal Kaltim kan daerah kaya, sumber daya alamnya melimpah, seharusnya Samarinda bisa punya sarana transportasi yang baik. Kurang indah sebagai ibu kota," tambahnya.
Bahkan, jika ibu kota negera pindah ke kawasan Kaltim, dirinya mengaku Balikpapan lebih pantas di jadikan ibu kota, dari pada Samarinda.
Baca: Tsamara Amany Belum Puas Lawan Fahri Hamzah
"Mungkin, kalau Balikpapan ok, bagus. Tapi, tergantung pemerintah pusat dan daerah, kalau serius, ya harus berbenah, dan membangun, tapi jangan hanya membangun fasilitas saja, tapi sumber daya manusianya juga," ucapnya.
Dia menjelaskan, kedatanganya di Samarinda merupakan kali kedua.
Sebelumnya, dirinya pernah ke Samarinda, saat mengikuti ayahnya yang bekerja.
"Ini kedua kalinya ke Samarinda, tapi yang pertama lama sekali, saat itu ikut ayah kerja," ucapnya.
Ketua DPP PSI itu juga mengaku antusias bertemu dengan pemuda di Samarinda.
Menurutnya, perubahan tidak hanya dapat dilakukan di pusat (Jakarta), tapi juga harus dilakukan di daerah.
"Senang bisa sharing dengan anak muda di sini, karena perubahan harus dilakukan dari Sabang sampai Merauke, tidak hanya dilakukan di Jakarta saja," katanya. (*)