Sidang: Taruna Akpol Dihajar Secara Bergantian Oleh Senior Hingga Meregang Nyawa
Mereka menjalani sidang perdana kasus penganiayaan mengakibatkan korban tewas, dengan agenda pembacaan dakwaan.
Editor: Hendra Gunawan
Rinox yang mengetahui tentang kegiatan itu tidak memberitahukan kepada Petugas Piket Jaga diantaranya Dany Andhika Karya Gita maupun Andy Setiawan selaku Perwira Pengawas Detasemen.
Ia selanjutnya mengumumkan melalui speaker pengeras suara di ruang makan yang isinya memerintahkan agar setelah makan malam seluruh Korps HIT tingkat I, II dan III kumpul di lapangan Detasemen dekat tinag restock.
Kemudian sekitar pukul 19.30 seluruh anggota Korps HIT berkumpul di lapangan Detasemen termasuk Rinoxn Christian Atmadibrata, Martinus Bentanone, dan Gilbert Jordi berdiri di depan barisan untuk memberikan arahan secara bergantian sampai selesai.
Lalu Gibrail selaku Wadansuk memerintahkan taruna tingkat I membubarkan diri terlebih dahulu. Sedangkan taruna tingkat II diberi arahan khusus dan diperintahkan agar sebelum pukul 24.00 berkumpul di flat A tingkat III.
Selanjutnya, Kamis (18/9) sekira pukul 01.00 taruna tingkat II yang berjumlah 22 orang termasuk Muhammad Adam telah berada di dalam gudang lantai II flat A tingkat III dan secara bertahap 14 orang taruna tingkat III termasuk terdakwa, Christian, Gabrail, Charthens, Martinus, Gilbert, juga mulai berdatangan ke dalam gudang tersebut.
Dua di antaranya membawa peralatan, yaitu Gilbert Jordi membawa tongkat kayu, dan Gilbert memegang ring kunci sepeda warna merah. Saat taruna tingkat II Korps HIT hadir lengkap, mereka memerintahkan melakukan sikap tobat (posisi badan sujud ke lantai).
Lalu Christian, Martinus, Gilbert serta taruna tingkat III lain yang memegang alat mendatangi taruna tingkat II dan secara bergiliran masing-masing melakukan pemukulan.
Martinus Bentanone mendekati korban Muhammad Adam lalu menyuruhnya mengambil sikap marching (berdiri dengan tumpuan kedua lutut) dan pada saat berhadap-hadapan itulah Martinus dengan tangan mengepal sekuat tenaga mengarahkan pukulan ke arah dada Muhammad Adam sebanyak 1 kali dan juga bagian perut 3 kali hingga korban mengalami kesakitan.
Gilbert mendekati korban Muhammad Adam kemudian dengan menggunakan kedua tangan mengepal sengaja mengarahkan pukulan lebih dari satu kali ke arah dada korban yang mengakibatkan terpental ke belakang.
Namun, Gilbert menyuruh korban, Muhammad Adam maju lagi dan dengan sengaja memukul lagi lebih dari sekali hingga korban makin kesakitan.
Setelah kira-kira 20 menit, Taruna tingkat II dalam posisi tobat Gibrail memerintahkan mereka untuk mengambil sikap marching dan menyampaikan teguran bahwa Korps HIT tingkat II tidak respek, tidak bisa mendidik juniornya taruna tingkat I, dan masalah alat drumcorps yang tidak sesuai keinginan taruna tingkat III.
Lalu Gibrail menyuruh agar taruna tingkat II yang merasa sakit untuk maju ke depan terpisah dari yang lain sehingga taruna tingkat II bernama Ekhsel dan Chandra pun maju ke depan karena merasa sakit dan digabungkan dengan Reno yang sudah lebih dulu dipisahkan karena sakit.
Selanjutnya, Christian Atmadibrata, Gibrail, Martinus, Gilbert kembali mendatangi taruna tingkat II yang masih dalam posisi marching maupun posisi roket (berdiri posisi kepala di bawah dengan tumpuan kedua tangan dan kaki bersandar di dinding).
Lalu Gibrail memerintahkan korban, Muhammad Adam yang sedang mengalami sakit untuk maju ke depan karena dianggap tidak bisa mempertahankan alat sesui dengan turunannya (stickmaster) sehingga dimarahi dengan kata-kata.