Kasus Mutilasi Dua Orangtuanya 7 Tahun Lalu Masih 'Gelap', YA Kirim Pesan ke Jokowi
Ia melanjutkan postingan di Facebook-nya itu kemudian ditanggapi Kepolisian melalui Facebook Humas Polres Ketapan
Editor: Hendra Gunawan
“Makanya baru sekarang memberanikan diri menyampaikan harapan terkait peristiwa ini. Tapi saya hanya bisa menyampaikan melalui media sosial saja,” tuturnya.
Ia mengaku sebenarnya ingin mendatangi Polda, Polri bahkan Presiden.
Namun terkendala ekonomi karena untuk pergi tentu membutuhkan biaya cukup besar.
Kemudian ia juga masih trauma terhadap kejadian yang menimpa kedua orangtuanya.
“Apalagi saya tidak tahu dimana pelaku pembunuhan itu. Jadi bisa saja mereka mengintai dan menghabisi kami juga. Sebab itu saya takut berpergian jauh,” jelasnya.
Ditambahkannya pembunuhan kedua orangtuanya memang sangat misterius. Lantaran banyak kejanggalan seperti saat kejadian tidak ada satupun barang kedua orangtuanya hilang.
Sehingga kasus mutilasi kedua orangtuanya ini belum diketahui motifnya apa.
Ia menceritakan sehari sebelum kejadian kedua orangtuanya pergi menjenguk bibinya sakit di RSUD Agoesdjam Ketapang. Menurutnya kedua korban sempat memginap di rumah sakit kemudian pulang pada hari kejadian dini hari.
“Setelah itu ternyata kedua orangtuanya ditemukan sudah tidak bernyawa kondisi kepala terpisah dari tubuh. Kami sekeluarga rasanya tidak percaya kalau kedua orangtua saya meninggal dengan cara begitu,” tuturnya.
“Setahu saya keduanya tidak ada masalah sama orang lain. Bahkan kedua orangtua saya dikenal dan merupakan guru ngaji. Makanya kami ingin sekali mengetahui siapa pelaku dan apa motifnya sampai tega membunuh kedua orangtua saya,” tambahnya.
Saat dikonfirmasi Waka Polres Ketapang, Kompol Reza Simanjuntak mengarahkan agar menghubungi Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polli.
Namun ketika dihubungi hingga berkali-kali Rully tak menjawab panggilan awak media.
Serta tak membalas pesan melalui handpone yang dirim wartawan.