Pelajar Pertukaran dari Australia itu Kini Kembali ke Indonesia sebagai Menteri
“ Lihat, Merah Putih bukan?” kata Johnston sambil memamerkan senyum lebar saat bertemu jurnalis harian Surya, Rabu (27/8/2017), di Hotel Majapahit.
Editor: Sugiyarto
Dengan penuh bangga, Bill Johnston memamerkan dasi merah yang dia ikat di kemeja putih, di balik setelan jas hitamnya. Dasi dan kemeja itu membentuk kombinasi sewarna bendera Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – “ Lihat, Merah Putih bukan?” kata Johnston sambil memamerkan senyum lebar saat bertemu jurnalis harian Surya, Rabu (27/8/2017), di Hotel Majapahit, Surabaya.
Menggunakan padanan busana dengan nuansa Merah Putih yang kental, bukan cuma karena Johnston sedang berada di Indonesia.
Menteri dari Australia Barat yang berwenang terhadap urusan Pertambangan dan Perminyakan; Perdagangan dan Hubungan Pekerjaan; Urusan Pemilihan; serta Hubungan Asia tersebut mengaku punya hubungan dekat dengan Indonesia, bahkan sejak masih menjadi pelajar.
“Saya pernah bersekolah di SMAN 2 Bandung selama setahun. Saya ingat, waktu itu masuk kelas 3 IPA,” kata Johnston yang berada di Surabaya untuk sejumlah agenda terkait dengan kerjasama antara Australia Barat dengan pemerintah Jawa Timur dan beberapa BUMN.
Menteri kelahiran 1962 ini memang pernah tinggal di Indonesia dalam rangka pertukaran pelajar, lewat program dari AFS (American Field Service) Intercultural Programs.
Saat itu, tahun 1981. Selama di Bandung, dia tinggal dengan keluarga Sugandar Sumawiganda, salah satu Guru Besar di Institut Teknologi Bandung.
“Karena itu, selama kunjungan ke Indonesia, saya akan menyempatkan untuk bertemu dengan keluarga angkat saya itu. Rencananya, Sabtu saya akan berangkat ke Bandung,” katanya.
Sebenarnya, lanjut Johnston, pertemuan dengan keluarga asuhnya selama tinggal di Indonesia, Sabtu mendatang, bukanlah yang pertama sejak mereka berpisah di tahun 1980-an silam.
Dalam kesempatan yang memungkinkan, mereka sudah beberapa kali bertemu dan berkomunikasi.
Johnston mengatakan, keluarga Sumawiganda sangat tak menyangka sekaligus bangga bahwa ‘pelajar bule’ yang pernah tinggal lama di rumah mereka, kini telah menjadi menteri, salah satu tokoh penting di Australia Barat.
Ya, tentu saja mereka bangga karena saya yang dulu pelajar program pertukaran dan tinggal bersama mereka, kini menjadi menteri,” lanjutnya sambil memamerkan foto masa mudanya saat berada di Bandung silam.
Sibuk di Surabaya
Di Surabaya, Johnston sudah tinggal beberapa hari. Namun selama itu pula, dia sudah disibukkan dengan berbagai agenda yang padat.
Johnston mengaku telah bertemu dengan PT PLN (Persero) untuk menawarkan teknologi pengelolaan listrik yang telah diterapkan di Australia Barat dan kemungkinan bisa menjadi solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi PLN.
Selain itu, dia juga bertemua dengan perwakilan dari Pertamina untuk membahas kerjasama gas antara Pertamina dengan salah satu perusahaan di Perth.
“Dalam hal migas, Australia Barat memiliki keunggulan, khususnya dalam hal teknologinya,” kata Johnston.
Selain dengan BUMN tersebut, Johnston juga sudah bertemu dengan Gubernur Jatim, Soekarwo untuk membahas masa depan kerjasama antara kedua belah pihak.
“Jawa Timur adalah Sister State bagi kami sejak 27 tahun lalu. Tentu banyak hal yang bisa terus dikembangkan antara kedua belah pihak. Salah satunya, kami ingin mendorong semakin banyak pelajar di Jawa Timur untuk studi di Australia,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.