Dua Korban Tewas dari Perguruan Silat Sempat Terobos Kerumunan Bonek
Penyebab tewasnya dua pendekar silat saat bentrok dengan suporter bola Surabaya mulai terkuak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penyebab tewasnya dua pendekar silat saat bentrok dengan suporter bola Surabaya mulai terkuak.
Keduanya menerobos kerumunan suporter bola ini dengan atribut perguruan silat mereka.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Muhammad Iqbal saat dikonfirmasi menuturkan dua korban melintas lengkap dengan label perguruan silat mereka.
"Ada spontanitas suporter bola yang langsung terpancing. Karena kekuatan tak seimbang pihak anggota perguruan silat meninggal saat dibawa ke RS," jelas Iqbal.
Keributan antar dua kelompok, suporter bola dan kelompok perguruan silat sebenarnya terjadi dua kali.
Namun keributan pertama bisa diredam saat keduanya berpapasan di Oso Wilangun.
Saat itu sekitar seratus anggota perguruan silat berselisih paham di jalanan.
Baca: Bentrok dengan Bonek, Dua Anggota Kelompok Silat Tewas
Mereka berpapasan. Anggota perguruan silat hendak menghadiri acara di Gresik.
Saat berpapasan itu kedua kelompok sempat bentrok kecil.
Namun karena manajemen pengamanan polisi yang melekat waktu itu keributan bisa diredam.
"Sesuai SOP manajemen pengamanan suporter bola ini berjalan baik. Bahkan keributan bisa diredam saat mereka berpapapasan dengan kelompok perguruan silat," terang Iqbal.
Diduga keributan awal itu dipicu ketersinggungan yang wajar saat massa dalam jumlah banyak bertemu di jalan.
Usai keributan itu massa suporter bola itu terus berkumpul. Termasuk di SPBU Balongsari atau Bundaran Margomulyo.
Sekitar pukul 23.00 WIB dua anggota perguruan silat itu melintas dan menerobos kerumunan suporter bola.
"Bonek melihat ada atribut dan label PSHT (Perguruan Silat Setia Hati Teratai). Dua kelompok tak berimbang itu bentrok hingga jatuh korban meninggal," kata Iqbal.