Korban Pembantaian Westerling Ceritakan Detil Peristiwa yang Tewaskan 40.000 Jiwa
Belanda memeroleh informasi tersebut dari mata-mata Belanda yang sebagian orang Indonesia itu sendiri.
Editor: Ferdinand Waskita
Tentara belanda kian berang.
Semula, mereka hanya menyasar warga yang dicurigai pro tentara dan merah putih.
Namun mereka pun memburu warga sipil dan kaum perempuan.
Saat itu, seluruh warga Segeri tewas ditembak secara membabi buta. Kecuali mereka yang berhasil lolos masuk ke hutan.
Adam bersama sejumlah keluarga perempuan dan ibunya berhasil melarikan diri ke hutan.
Adam tak henti-hentinya menangis ketika ingat sang ayah.
Tak berapa lama, Belanda kembali mendatangi dan menyisir warga Kampung Segeri.
Tidak hanya membunuh penduduknya tapi juga membumi hanguskan kampung tersebut.
Seluruh bangunan rumah dan kandang ternak milik warga dibakar habis.
Untuk mengabadikan peritiwa kelam tersebut, pemerintah hingga kini mengenang ribuan nama yang dikuburkan secara massal di lokasi pembantaian tersebut dalam bentuk monumen.
Menurut Adam, ia sering didatangi Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda untuk mengurus berkas.
Yaitu untuk minta maaf dan memberikan ganti rugi atas kejahatan perang dan kemanusiaan yang dilakukan pasca kemerdekaan Indonesia, tepatnya 1 Februari 1947. (JUNAEDI)
Artikel ini telah tayang Kompas.com dengan artikel: Kesaksian Korban Pembantaian Westerling yang Tewaskan 40.000 Jiwa